1 tahun disway

Yuk Pakai SMART untuk Susun Target Kerja yang Komprehensif, Ini 9 Prinsipnya!

Yuk Pakai SMART untuk Susun Target Kerja yang Komprehensif, Ini 9 Prinsipnya!

SMART Goals Settings dan Penjabarannya-pinterest-

MALANG, DISWAYMALANG.ID -- Di dunia kerja yang makin dinamis dan serba cepat, target bukan lagi sekadar angka yang ditempel di papan. Dalam menyusun target pekerjaan, harus disusun dengan jelas, tak hanya "berapa". 

BACA JUGA:Design Thinking, Cara Kreatif Memecahkan Masalah di Tempat Kerja

SMART adalah salah satu prinsip yang bisa digunakan dalam menyusun target yang komprehensif.

Prinsip ini adalah akronim dari Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time-bound. Lima elemen inilah yang membentuk kerangka kerja penentuan tujuan yang lebih realistis, tidak mengawang-awang, dan bisa dievaluasi dengan baik.

Masih Bingung? Mari Kita Kupas!

1. Specific: Tujuan Harus Jelas dan Tidak Mengambang

Banyak orang gagal mencapai target bukan karena kurang usaha, tapi karena mereka tidak tahu secara spesifik apa yang ingin dicapai. Kata “meningkatkan performa kerja” terdengar bagus, tapi terlalu kabur. Performa yang mana? Seberapa besar peningkatannya? Dalam bidang apa?

Tujuan yang spesifik memberi arahan yang jelas kepada individu maupun tim. Dalam SMART Goals, kata kunci “specific” mengharuskan target dijabarkan secara rinci, termasuk siapa yang bertanggung jawab, apa yang ingin dicapai, serta di bagian mana perubahan ingin terjadi.

2. Measurable: Harus Bisa Diukur Secara Objektif

Target kerja yang baik harus punya indikator pencapaian yang terukur. Tanpa ukuran, sulit menentukan apakah sebuah tujuan sudah tercapai atau belum. Misalnya, dibanding menyebut “meningkatkan penjualan”, lebih baik menulis “meningkatkan penjualan sebesar 15% dalam 3 bulan ke depan”.

Pengukuran membantu dalam proses evaluasi dan memberi gambaran yang konkret atas progres yang telah dicapai.

3. Achievable: Target Harus Masuk Akal dan Dapat Dicapai

Menentukan target yang terlalu tinggi justru bisa memicu demotivasi, terutama jika sumber daya yang ada tidak memadai. Prinsip “achievable” dalam prinsip ini mendorong manajer dan karyawan untuk menetapkan tujuan yang realistis dan sesuai dengan kapasitas tim, kemampuan tim dan jumlah tim.

Bukan berarti target harus rendah atau terlalu aman, tapi harus tetap menantang dan bisa dicapai dengan kerja keras dan strategi yang tepat.

Sumber: apa