Industri Kreatif Nasional Didorong Perkuat Nilai Budaya untuk Tingkatkan Daya Saing Global
--
JAKARTA, DISWAYMALANG.ID -Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya untuk mengoptimalkan nilai budaya untuk pengembangan daya saing industri kreatif nasional yang unik dan beridentitas. Tujuannya, untuk mendorong industri kecil dan menengah (IKM) mampu menembus pasar global.
Menurut Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, produk yang mengangkat kekayaan budaya lokal secara otentik memiliki daya tarik tersendiri bagi konsumen global.
“Terlebih bila nilai budaya tersebut mampu berakulturasi dengan budaya luar tanpa meninggalkan ciri khas Indonesia, tentunya hal ini menarik dan bisa turut mempromosikan nilai-nilai khas Indonesia di dunia internasional,” katanya kepada Disway di Jakarta, Jumat (16/5).
Reni menilai hal ini penting untuk dilakukan, terutama mengingat Indonesia yang merupakan negara yang kaya akan budaya dan sumber daya manusia kompeten. Sehingga peluang ini sudah sepatutnya dimaksimalkan untuk meraih peluang ekspor bagi pelaku IKM kreatif.
“Produk industri kreatif Indonesia terbukti diminati pasar internasional,'' tambahnya,
Dia juga merujuk kepada banyaknya pelaku usaha ekonomi kreatif yang menurut laporan Statistik Ekonomi Kreatif 2020, Badan Pusat Statistik (BPS), diperkirakan mencapai 16 juta orang. Dari jumlah itu, subsektor kriya dan fesyen termasuk sebagai kontributor terbesar dari sektor ekonomi kreatif baik dari sisi nilai tambah ekonomi maupun capaian ekspor.
Oleh karena itulah, Reni menilai industri fesyen dan kriya perlu untuk terus dikembangkan dan didorong kemampuannya.
''Kami mendukung IKM melalui berbagai program seperti pameran internasional, peningkatan manajemen, standardisasi produk, hingga restrukturisasi mesin dan peralatan,” tutur Reni.
Selain peningkatan kapasitas dan kualitas, Kemenperin juga menekankan pentingnya pelaku IKM untuk dapat memperluas jejaring demi mendapatkan berbagai wawasan baru. Serta, akses ke segmen pasar yang mau membeli hasil produksinya.
Dalam hal ini, Reni kembali menekankan pentingnya pemanfaatan nilai budaya dalam strategi ekspor. (*)
Sumber: disway news network
