1 tahun disway

Sewindu Kampung Budaya Polowijen Dirayakan dengan Festival Tari, Ada Tari Topeng Malangan dan Bantengan

Sewindu Kampung Budaya Polowijen Dirayakan dengan Festival Tari, Ada Tari Topeng Malangan dan Bantengan

Tari Topeng Malangan saat Festival Budaya Polowijen-Agung Budi Prasetyo-

BLIMBING, DISWAYMALANG.ID – Merayakan sewindu berdirinya Kampung Budaya Polowijen sekaligus memperingati Hari Tari Internasional, digelar Festival Budaya pada Sabtu (26/4). Bertempat di Kampung Budaya Polowijen, Blimbing. Kota Malang, acara ini menampilkan lomba tari untuj berbagai kategori, arak-arakan budaya, serta penghormatan kepada Mpu Topeng sebagai bentuk syukur dan pelestarian budaya Malang.

Festival ini diawali pukul 08.00 WIB dengan lomba Tari Topeng Grebeg Sabrang kategori A, dilanjutkan dengan pertunjukan Gejug Gongseng, serta lomba Tari Topeng kategori B. Puncak acara berlangsung pada sore hari dengan arak-arakan menuju makam Mpu Topeng.

Isa Wahyudi, atau akrab disapa Ki Demang, sebagai penanggung jawab acara, menjelaskan bahwa festival ini menjadi bagian dari rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun Kota Malang ke-111, sewindu Kampung Budaya Polowijen, dan Hari Tari Internasional.

“Acara ini diadakan untuk mempererat seduluran sekaligus melestarikan budaya asli Kota Malang,” ujar Ki Demang.

Disisi lain, Isa Wahyudi menerangkan bahwa pemilihan perayaan hari tari pada Sabtu pada 26 April ini dinilai lebih mudah dikarenakan bertepatan hari libur.

"Pemilihan hari ini karena hari efektif lebih susah karena bekerja atau sekolah makanya kita memlilih hari libur yang menjelang hari tari internasional," terangnya.

Ki Demang juga mengatakan bahwa dihari yang sama juga ada komunitas yang mengadakan event perayaan hari tari internasional. Namun, dalam perayaan mengadakan lomba tari topeng malangan yang dinilai dapat memberi warna pada perayaan di tahun ini.

"Kita adakan lomba tari topeng Malangan yang bisa memberikan warna dalam perayaannya sekaligus menjadi ajang untuk pembelajaran dan juga edukasi kepada masyarakat," katanya.

Disamping Festival budaya yang seru dan meriah, terdapat wisata kuliner yang dihadirkan oleh masyarakat Kampung Budaya Polowijen. Di sana menghadirkan kuliner-kuliner khas polowijen seperti bakso, tahu lontong, gado-gado dan sebagainya.

"Nah itu yang menarik disini, jadi ketika ada sebuah event disini orang-orang disini itu langsung inisiatif berjualan dan event ini juga dapat menggerakkan ekonomi juga," terang Ki Demang.

Antusiasme masyarakat tampak dari partisipasi sekitar 100 penari dan 20 anak bantengan yang memeriahkan festival kali ini. Selain mempersembahkan Tari Topeng Malangan, acara juga menampilkan seni Jaranan dan bantengan yang menjadi kekayaan budaya lokal.

Festival ini mengukuhkan peran Kampung Budaya Polowijen sebagai pusat pelestarian seni tradisional, sejalan dengan komitmen menjaga identitas budaya di era modernisasi. (*)

Sumber:

Berita Terkait