1 tahun disway

Pemugaran Tahap Pertama Candi Jago Rampung, Selasar Bawah Sudah Diperkuat

Pemugaran Tahap Pertama Candi Jago Rampung, Selasar Bawah Sudah Diperkuat

Progres pemugaran yang berlangsung di Candi Jago--Alysia Devi

TUMPANG, DISWAYMALANG.ID--Pemugaran Candi Jago di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, telah berlangsung beberapa waktu terakhir. Kini, tahap pertamanya resmi rampung.

Pemugaran ini dilakukan setelah material utama penopang candi, yakni batu andesit, menunjukkan tanda pelapukan. Hal ini terjadi, karena puluhan tahun tidak pernah mendapatkan pemugaran besar. Kondisi tersebut membuat pengelola dan tim konservasi bergerak cepat agar kerusakan tidak semakin melebar.

Imam Pinarto (51), Juru Pelihara Candi Jago, menjelaskan bahwa proses pemugaran tidak bisa dilakukan secara menyeluruh. Hal ini dikarenakan struktur candi berhubungan langsung dengan relief yang sangat sensitif.

Menurut dia, meskipun kerusakannya terlihat minim, tapi itu termasuk kerusakan fatal. "Leluhur kita membuat relief dengan sangat hati-hati, jadi penanganannya juga harus tepat,” ujarnya saat ditemui pada Senin (8/12).

Imam menambahkan bahwa bagian depan candi sempat ambles dan retak. Sehingga, harus segera diperbaiki sebelum merambat ke sisi lain.

Tahap pertama pemugaran difokuskan pada perbaikan selasar bawah. Untuk menjaga kesesuaian material, batu pengganti didatangkan dari Bondowoso. Berupa, batu andesit jenis breksi yang dianggap lebih kuat dan lebih tahan lapuk dibanding jenis cadas.

“Batu andesit ini dibuat dari campuran kerikil tapi tetap sesuai dengan karakter batu asli. Harapannya lebih awet dan tidak cepat rusak,” jelas Imam.

Mobilitas Pengunjung Tetap Lancar

Selain nilai arsitekturnya, Candi Jago memiliki kedudukan penting dalam tradisi keagamaan masyarakat. Candi ini dikenal sebagai candi bercorak sinkretisme, yakni perpaduan ajaran Hindu dan Buddha, sehingga kerap menjadi tujuan sembahyang umat dari berbagai daerah. Imam menyebutkan bahwa mayoritas umat yang beribadah berasal dari Bali. Terutama saat Hari Raya Nyepi.

“Paling ramai orang datang biasanya bulan April sampai Agustus. Kalau dari luar negeri, biasanya orang India datang untuk sembahyang di sini,” katanya.

Meski sebagian area tengah dalam proses pemugaran, aktivitas kunjungan di Candi Jago tetap berlangsung tanpa hambatan berarti. Para wisatawan masih dapat mengakses halaman utama dan sejumlah titik penting di sekitar candi karena jalur keluar–masuk tidak ditutup.

Menurut Imam, pekerjaan pemugaran memang diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu kenyamanan para pengunjung. Baik yang datang untuk berwisata maupun beribadah.

Imam menambahkan bahwa pembatas hanya dipasang pada titik-titik tertentu yang sedang dikerjakan. Selebihnya, pengunjung tetap dapat berkeliling dengan aman sambil menikmati relief dan struktur candi yang menjadi daya tarik utama.

“Selama pemugaran ini, jalur pengunjung tetap aman. Kami pastikan mereka bisa berkeliling seperti biasa, hanya beberapa bagian saja yang diberi pembatas,” ujarnya.

Dengan selesainya tahap pertama, pemugaran akan berlanjut ke tahap berikutnya. Sambil tetap mempertahankan prinsip konservasi yang ketat.

Sumber: