Indonesia Jadi Sorotan Eropa & Kanada, Pariwisata Siap Panen Turis dan Investor
Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah sekaligus Juru Bicara Kemenko Perekonomian, Haryo Limanseto Dok: Istimewa--disway news network
JAKARTA, DISWAYMALANG.ID –Dua kesepakatan dagang besar, Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) dan Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA–CEPA), diyakini bakal jadi pintu masuk emas bagi berkembangnya sektor pariwisata Indonesia.
Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah sekaligus Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto menegaskan, kerja sama strategis ini bukan hanya soal perdagangan barang dan jasa. Tetapi juga akan membawa dampak berantai ke sektor pariwisata. Masuknya investasi dan meningkatnya kunjungan bisnis diprediksi otomatis mendongkrak jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia.
“Kedua kesepakatan ini tidak hanya memperkuat kerja sama ekonomi, tetapi juga membuka jalan lebar bagi pengembangan pariwisata Indonesia. Dampaknya akan terasa pada peningkatan kunjungan wisatawan, investasi, hingga terciptanya peluang usaha baru,” ujar Haryo kepada media di Jakarta, pada Sabtu, 4 Oktober 2025.
Hal ini juga diamini oleh Sekjen DPP Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) Budi Ardiansjah. Menurutnya, kemudahan akses pasar yang diberikan, termasuk pemberlakuan Visa Cascade Uni Eropa dengan masa berlaku hingga lima tahun, akan mempermudah masyarakat Indonesia untuk bepergian ke Eropa, baik untuk wisata maupun bisnis.
Budi menambahkan, harapannya Kanada juga memberikan fasilitas serupa agar arus kunjungan kedua negara semakin meningkat. “Yang penting adalah asas resiprokal. Kalau Indonesia memberi kemudahan, seharusnya mitra utama kita juga memberikan hal serupa,” tegasnya.
Menurut Budi, pariwisata kerap menjadi gerbang awal masuknya investasi. “Biasanya investor datang dulu sebagai turis. Saat mereka terpukau dengan keindahan Indonesia, barulah muncul minat untuk berinvestasi,” jelasnya.
Keberhasilan implementasi IEU-CEPA dan ICA-CEPA, lanjut Budi, tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Diperlukan kolaborasi erat antara pelaku usaha pariwisata Indonesia dengan mitra dari Eropa dan Kanada. Bentuknya bisa berupa business matching, tabletop meeting, hingga promosi bersama yang langsung mempertemukan pelaku usaha dari kedua belah pihak.
“Business to business harus dilakukan sebanyak mungkin agar peluang yang sudah terbuka bisa langsung dimanfaatkan,” pungkas Budi.
Dengan adanya kesepakatan internasional ini, Indonesia berpeluang besar memperkuat posisinya sebagai destinasi wisata unggulan dunia, sekaligus menarik lebih banyak investor untuk berkontribusi pada perekonomian nasional.
Sumber: disway news network
