Mobil Bertenaga Hidrogen Makin Dilirik, Kapan Ada di Indonesia?
Toyota Mirai yang sudah menggunakan bahan bakar hidrogen--disway news network
JAKARTA, DISWAYMALANG.ID - Terkini, mobil bertenaga hidrogen kembali menjadi perbincangan hangat di Indonesia. Pasalnya, bahan bakar hidrogen disebut-sebut sebagai bahan bakar ramah lingkungan.
Menurut Deputi 1 Indonesia Fuel Cell and Hydrogen Energy (IFHE) Hary Devianto, mobil hidrogen dioperasikan dengan menggunakan alat yang dapat mengkonversikan energi hidrogen yang bereaksi dengan oksigen, dan menjadi air. Proses ini, kata dia, dinamakan sebagaI proses elektrolis.
Prosesnya adalah, air mengalirkan arus listrik ke elektroda tempat air dan katalis berada, sehingga air dipecah menjadi gas hidrogen dan oksigen.“Ada hidrogen yang bereaksi dengan oksigen dari udara lewat proses elektrokimia. Proses ini menghasilkan listrik, panas, dan air,” jelas Hary kepada Disway di Jakarta.
Indonesia Bisa Adopsi Lebih Cepat
Saat ini negara Jepang dan Korea Selatan adalah negara yang diketahui telah memproduksi mobil-mobil hidrogen yang ada di dunia, contohnya adalah seperti Hyundai Nexo dan Toyota Mirai. Kendati begitu, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menyatakan bahwa Indonesia bisa saja mengadopsi pengembangan teknologi kendaraan bertenaga hidrogen ini lebih cepat dari negara-negara lain.
Menurut Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia Nandi Julyanto, hal ini dikarenakan Indonesia tidak perlu memulai teknologi hidrogen tersebut dari awal. Namun, dirinya juga menambahkan bahwa kerjasama Pemerintah juga dibutuhkan dalam proses pengembangan teknologi hidrogen ini.
“Saat ini produknya sudah ada, infranya sudah tinggal di copy. Sekarang, tinggal kebijakan Pemerintah dan pasokan bahan baku,” jelas Nandi.
Sementara itu menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Pemerintah perlu menyediakan skema insentif untuk mendukung tumbuhnya ekosistem hidrogen. Langkah ini akan memperkuat rantai pasok yang berkelanjutan melalui pengembangan infrastruktur yang mampu mengoptimalkan proses secara menyeluruh.
Kebijakan harga karbon juga menjadi instrumen penting untuk mendorong industri domestik beralih dari bahan bakar fosil ke hidrogen hijau, sehingga meningkatkan permintaan domestik dan menciptakan skala ekonomi yang kompetitif. (*)
Sumber: disway news network
