18 Juli, Hari Nelson Mandela, Ini 9 Fakta Menarik tentang Tokoh Anti Apharteid Ini!
Nelson Rolihlahla Mandela--peaceappeal.org
MALANG, DISWAYMALANG.ID-- Setiap tanggal 18 Juli, dunia memperingati Hari Nelson Mandela, sebuah momen reflektif yang menandai lahirnya tokoh besar dunia dari Afrika Selatan.
Nelson Mandela bukan hanya simbol perlawanan terhadap apartheid, tetapi juga lambang harapan, pengampunan, dan transformasi sosial.
Diresmikan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada November 2009, peringatan ini pertama kali dirayakan pada 18 Juli 2010.
Sejak saat itu, tanggal tersebut menjadi simbol global yang mengajak semua orang untuk tidak hanya mengenang, tetapi juga meneruskan semangat perjuangan Mandela dalam kehidupan sehari-hari.
Berbeda dari hari peringatan tokoh lainnya, Hari Nelson Mandela tidak hanya mengajak kita mengenang jasa masa lalu.
Hari ini adalah seruan global untuk bertindak baik lewat kegiatan sukarela, bakti sosial, hingga inisiatif sederhana yang berdampak positif di lingkungan sekitar.
Mandela percaya bahwa kemerdekaan bukan sekadar bebas dari penindasan, melainkan hidup dengan cara yang menjunjung tinggi martabat dan kebebasan orang lain.
Prinsip inilah yang sejalan dengan upaya dunia saat ini dalam mewujudkan Agenda 2030 untuk pembangunan berkelanjutan, yang menekankan inklusi, keadilan, dan kemanusiaan lintas batas.
Lambang Perdamaian: Jejak Transformasi Nelson Mandela
Nelson Mandela bukan hanya nama besar dalam sejarah Afrika Selatan, tapi juga simbol dunia bagi perjuangan melawan ketidakadilan dan rasisme.
Namun, sedikit yang tahu bahwa sosok yang kini dielu-elukan pernah dicap sebagai “penjahat negara” dan dihukum penjara seumur hidup.
Perjalanan luar biasa inilah yang menjadikan Mandela bukan hanya pemimpin negaranya, tetapi pemimpin moral dunia.
- Terlahir sebagai putra kepala suku Xhosa, Mandela diberi nama Rolilahla, yang berarti “pembuat onar”. Namun, sejak muda ia menunjukkan kecerdasan dan kepemimpinan yang membawanya menjadi pengacara dan salah satu pendiri African National Congress (ANC), partai yang menentang keras kebijakan apartheid yang mengakar di pemerintahan kulit putih Afrika Selatan.
- Melawan dari balik bayangan, Mandela hidup sebagai buronan dan dikenal luas karena kepiawaiannya menyamar untuk menghindari polisi. Julukan “Black Pimpernel” melekat padanya karena gaya gerilya yang ia gunakan dalam memperjuangkan keadilan.
- Mandela tidak hanya berjuang lewat kata-kata, tetapi juga lewat tindakan. Ia turut membentuk sayap bersenjata ANC, Umkhonto we Sizwe, dan melancarkan serangan terhadap fasilitas negara. Tindakan ini membuatnya ditangkap dan dijatuhi hukuman seumur hidup karena sabotase.
- Pulau Robben menjadi rumah bagi Mandela selama 18 tahun, dari total 27 tahun masa hukumannya. Ia menjalani isolasi, kerja paksa, dan pembatasan komunikasi yang ketat. Nomor tahanannya, 46664, kemudian menjadi ikon perlawanan global terhadap penindasan.
- Kesehatannya pun menjadi taruhan. Tuberkulosis yang ia derita saat di penjara menyebabkan kerusakan paru-paru permanen. Namun, semangat juangnya tak pernah padam, bahkan ketika ia dipindahkan ke penjara lain untuk sisa masa tahanannya.
- Sementara itu, dunia tak tinggal diam. Gerakan global menuntut pembebasannya menggema di berbagai belahan dunia. Lagu Free Nelson Mandela menjadi suara kolektif umat manusia yang menolak tirani dan diskriminasi.
- Hari pembebasannya pada 11 Februari 1990 menjadi momen sejarah. Disambut puluhan ribu rakyat, Mandela keluar dari penjara dengan senyum dan lambaian damai bukan dendam. Ia justru menyerukan persatuan, bukan balas dendam.
- Mandela kemudian memimpin negosiasi damai dengan Presiden FW de Klerk, yang akhirnya membuka jalan bagi pemilu demokratis pertama yang melibatkan semua ras di Afrika Selatan pada 1994.
- Sebagai presiden pertama berkulit hitam, ia memilih jalur rekonsiliasi. Ia merancang konstitusi baru, menghapus sistem apartheid, dan mendorong reformasi sosial untuk menyembuhkan luka bangsa mulai dari redistribusi tanah, pengentasan kemiskinan, hingga layanan kesehatan bagi warga miskin.
Dari tahanan politik menjadi pemimpin moral global, Nelson Mandela menunjukkan bahwa kekuatan sejati lahir dari pengampunan, bukan kebencian.
Transformasinya bukan hanya milik Afrika Selatan, tapi warisan bagi seluruh umat manusia yang memperjuangkan keadilan dan kesetaraan.
Sumber: un.org
