1 tahun disway

21 Mei, 27 Tahun Reformasi, Ketika Mahasiswa Mengguncang Rezim dan Membuka Jalan untuk Perubahan

21 Mei, 27 Tahun Reformasi, Ketika Mahasiswa Mengguncang Rezim dan Membuka Jalan untuk Perubahan

Mahasiswa Menduduki DPR Pada 1998- Cikal Bakal Reformasi Nasional-Historia-

8. 21 Mei 1998: Lengsernya Sang Presiden

Dan akhirnya, pagi itu, 21 Mei 1998, Soeharto menyerah. Ia mundur. Ia menyerahkan kekuasaan ke BJ Habibie. Ia mengakhiri 32 tahun pemerintahan yang penuh kontroversi. Tapi satu hal pasti: Indonesia berubah.

Bukan hanya di atas kertas, tapi dalam kesadaran rakyat.

9. Setelah Reformasi: Jalan Panjang yang Masih Berliku

Pasca Soeharto, Indonesia memasuki era demokrasi. Pemilu 1999 digelar bebas. Partai-partai bermunculan. Kebebasan pers dibuka. Rakyat mulai berani bicara. KPK dibentuk. TNI-Polri dipisah. Otonomi daerah diberlakukan.

Tapi seperti anak bayi yang baru belajar berjalan, reformasi juga jatuh bangun. Korupsi masih ada. Politik uang makin canggih. Polarisasi makin tajam. Tapi setidaknya, sekarang rakyat punya suara. Punya pilihan. Punya hak untuk bersuara dan mengkritik.

Mengapa 21 Mei Masih Relevan Hari Ini?

Hari Reformasi bukan sekadar nostalgia. Ia adalah pengingat. Bahwa kekuasaan tanpa batas pasti akan menindas. Bahwa suara rakyat—meski kecil dan terpinggirkan—bisa mengguncang negara.

Dan bahwa perubahan, betapapun menyakitkan dan berlumuran darah, selalu mungkin.

BACA JUGA:Prakiraan Cuaca Malang Raya Hari ini, Waspada Hujan disertai Angin

Hari ini, ketika kita melihat mahasiswa turun ke jalan, media sosial dipenuhi kritik, dan rakyat menuntut keadilan—ingatlah: semua itu tak terjadi begitu saja. Semua itu dimulai dari mereka yang berani bersuara di tahun 1998.

Karena sejarah bukan hanya untuk dihafal, tapi untuk dijaga.

Sumber: infopublik