Ketika Keindahan Bertemu Konservasi: Pesona dan Kisah Kelangkaan Bunga Parrot’s Beak
Bunga Parrot’s Beak (Lotus berthelotii) menampilkan keindahan kelopak merah jingga berbentuk paruh burung yang memukau, menjadi simbol eksotisme dan upaya pelestarian flora langka dunia.-Wikipedia-Wikipedia
MALANG, DISWAYMALANG.ID--Di tengah maraknya minat terhadap tanaman hias dan flora eksotis, Parrot's Beak muncul sebagai bunga langka yang menyimpan cerita panjang. Berasal dari Kepulauan Canary, si Bunga Langka ini kini sampai ke kebun rumah di berbagai belahan dunia. Berikut ulasan lengkap mengenai sejarah, karakteristik, serta makna di balik bunga eksotis ini.
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca 1 Desember di Malang Raya: Hujan Lokal, Awan Tebal, Kelembapan Tinggi
Asal-Usul dan Status Kelangkaan
Parrot’s Beak adalah bunga yang secara alami berasal dari Kepulauan Canary, sebuah gugusan pulau di Spanyol. Spesies ini kali pertama diklasifikasikan secara ilmiah pada tahun 1881. Nama ilmiahnya “berthelotii”, diberikan untuk menghormati seorang naturalis Prancis, sebagai bentuk apresiasi terhadap kontribusinya dalam pendokumentasian flora Canary.
Sayangnya, sejak akhir abad ke-19, Parrot’s Beak sudah mulai langka di habitat aslinya. Pada 1884 bahkan sudah dikategorikan sebagai “sangat langka.” Hari ini, diyakini bahwa populasi liar hampir punah hanya sedikit individu bertahan. Sebagian besar keberadaan bunga ini bertahan lewat budidaya manusia sebagai tanaman hias.
BACA JUGA:Tren Padel Merebak di Kota Malang, Ini Daftar Tempat, Harga Sewa Lapangan, dan Biaya Outfitnya
Karakteristik dan Keunikan Botanikal
Secara fisik, Parrot’s Beak adalah tanaman dengan pertumbuhan rendah tinggi biasanya sekitar 20 cm, dengan batang menjalar atau merambat. Daunnya unik: terbelah menjadi 3–5 helai kecil, masing-masing berukuran 1–2 cm panjang dan sekitar 1 mm lebar, serta ditutupi rambut halus berwarna perak keabu-abuan. Membuat helaian daun tampak seperti “karpet perak halus.”
Bunganya paling mencolok berwarna merah jingga atau merah terang, dan bentuknya menyerupai “paruh burung” yang tajam ke atas. Ukuran bunga sekitar 2–4 cm panjang, dan ini menjadi asal dari nama “parrot’s beak.”
Bentuk seperti paruh burung ini bukan sekadar estetika. Dipercaya sebagai adaptasi evolusi untuk polinasi oleh burung, sebuah mekanisme alami penyebaran biji bagi flora dari Kepulauan Canary.
BACA JUGA:Program Magang Nasional 2025 Batch 3 Resmi Dibuka, Sediakan 13.652 Kuota Peserta
Peran dan Manfaat Dari Lanskap Hingga Konservasi
Meskipun Parrot’s Beak tidak dikenal dengan khasiat obat atau nilai ekonomi besar, bunga ini memiliki sejumlah peran penting terutama dalam estetika, lanskap, dan konservasi:
- Tanaman Hias dan Ornamental. Daun perak lembut dan bunga merah jingga yang mencolok membuat Parrot’s Beak banyak dibudidayakan sebagai tanaman hias, cocok di pot gantung, taman kecil, balkon, atau pekarangan rumah.
BACA JUGA:Bus Trans Jatim Kini Layani Penumpang di Stasiun Malang Pintu Timur
- Groundcover dan Lanskap Tahan Kekeringan. Karena sifatnya merambat dan daun yang relatif kecil serta tahan terhadap kondisi kering, tanaman ini cocok untuk taman xeriscape atau lanskap hemat air.
- Simbol Konservasi dan Keanekaragaman Hayati. Fakta bahwa tanaman ini hampir punah di alam liar, namun tetap bisa lestari lewat budidaya manusia, membuat Parrot’s Beak menjadi simbol penting: bagaimana manusia bisa sekaligus menikmati keindahan alam dan menjaga kelangsungan spesies langka.
Makna & Pesan yang Dibawa Parrot’s Beak
Parrot’s Beak lebih dari sekadar tanaman hias ia membawa pesan penting:
- Ia melambangkan keindahan yang rapuh. Bunga yang dulu tumbuh bebas di alam liar, kini jadi sangat langka, mengingatkan kita tentang dampak tekanan manusia terhadap flora endemik.
BACA JUGA:“Tape Kit”, Inovasi UM untuk Dorong Industri Kreatif dan Wisata Budaya Desa Sentra Tape Banjarsari
- Ia juga menjadi lambang harapan konservasi. Lewat budidaya, keberadaan spesies ini bisa terus dijaga, sekaligus mengajari kita pentingnya merawat keanekaragaman hayati.
- Bagi pecinta tanaman dan penghuni rumah, Parrot’s Beak menyajikan estetika eksotis dan alami kombinasi daun perak dan bunga merah jingga memberi nuansa unik, berbeda dari bunga tropis biasa.
Tantangan dan Upaya Pelestarian
- Salah satu tantangan utama Parrot’s Beak adalah kerentanan terhadap overcollecting karena bunga dan daunnya menarik banyak orang untuk dikoleksi, inilah salah satu sebab kepunahannya di habitat alami.
- Selain itu, budidaya dan reproduksi tanaman ini juga tidak mudah: seringkali tanaman di luar alam liar bersifat klonal (hasil perbanyakan vegetatif), sehingga keseragaman genetis bisa menghambat kemampuannya menghasilkan biji secara alami
- Maka dari itu, penting bagi penggemar tanaman untuk memastikan bahwa Parrot’s Beak yang dibudidayakan berasal dari sumber yang sah bukan dari pengambilan liar dan jika memungkinkan, mendukung upaya konservasi spesies langka ini.
BACA JUGA:Mahasiswa STIKES Maharani Gelar Edukasi “Cegah Bunuh Diri” di Kelurahan Dinoyo
Sumber: eflora india
