1 tahun disway

Ledakan 2 Kali sebelum Iqomat Salat Jumat di Masjid SMAN 72 Jakarta, Adik Nur Karim Luka Sekujur Tubuh

Ledakan 2 Kali sebelum Iqomat Salat Jumat di Masjid SMAN 72 Jakarta, Adik Nur Karim Luka Sekujur Tubuh

Sejumlah personel TNI AL berjaga-jaga di dekat SMA 72 Jakarta Utara, Jumat (7/11). Sekolah itu berada di kompleks perumahan TNI AL, Kelapa Gading. (foto: reuters)--

JAKARTA, DISWAYMALANG.ID–Salah seorang saksi mata mendegar suara ledakan sangat keras di SMA Negeri 72 Jakarta pada Jumat, 7 November 2025, siang. Dani yang tengah berjualan es poci di depan sekolah itu mendengar dua kali suara ledakan yang memekakkan telinga.

“Duar! duarr!” kata Dani menirukan suara ledakan. Awalnya Dani mengira suara ledakan itu berasal dari ban mobil pecah.

Berdasarkan laporan awal, dua ledakan terjadi di area masjid dan pintu belakang sekolah, yang menyebabkan puluhan siswa mengalami luka-luka ringan hingga sedang.

BACA JUGA:Siswa Korban Perundungan di SMAN 72 Jakarta di Kelapa Gading Ledakkan Bom, 54 Siswa Luka-Luka

"Saya denger sih dua (ledakan) kencang. Saya ngiranya sih ban, tapi ban enggak bakal gitu ya?" kata Dani di lokasi pada Sabtu, 8 November 2025.

Tak lama, Dani melihat siswa yang panik berhamburan keluar sekolah sambil berteriak meminta pertolongan.

Saking paniknya banyak di antara mereka yang keluar sekolah tanpa menggunakan alas kaki. Melihat kejadian tersebut, Dani hanya terpaku di samping gerobak dagangannya.

Dia sempat bertanya kepada sesama pedagang tentang apa yang terjadi di dalam. Namun kala itu Dani belum menemukan jawaban pasti. "Katanya ada yang bilang gas, ada yang bilang sound system," ucapnya.

BACA JUGA:Senjata di Lokasi Ledakan SMAN 72 Jakarta Dipastikan Mainan, Kapolri Selidiki Tulisan Misteriusnya

Tak lama Dani melihat beberapa siswa dan guru yang menjadi korban dibawa keluar sekolah dengan cara dipapah. Di situ Dani menyadari jika ledakan terjadi di dalam sekolah berdampak cukup fatal.

Tidak lama aparat TNI dan polisi berdatangan ke lokasi. Para korban pun mulai dievakuasi dengan ambulans dan kendaraan pribadi.

"Yang saya tahu ya ada lima lebih. Kebanyakan sih yang ngangkut ini pake mobil yang biasa," pungkasnya.

Luka Sekujur Butuh Akibat Material Ledakan

Sementara, Muhammad Nur Karim (26) kakak salah satu korban mengungkapkan, adiknya yang masih duduk di kelas 12 mengalami luka hampir disekujur tubuhnya akibat material ledakan.

BACA JUGA:Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Pakar Terorisme: Sekolah Bukan Target Kelompok Teror di RI tapi Rawan Disusupi

Berdasarkan keterangan dari petugas medis, di tubuh hingga kepala korban bersarang pecahan kaca atau beling, paku, kerikil, hingga serpihan batu.

"Lukanya dari muka, badan, sama ini, tangan, kaki gitu. Ada paku kayak seng gitu, sama kayak ada pecahan kaca, sama batu juga ada, dikabarin dari dokternya," kata Nur Karim.

Dia mengatakan, hingga sekarang ini kondisi adiknya masih belum sadarkan diri pascaoperasi. Korban masih harus menjalani perawatan di RS Islam Cempaka Putih sampai kondisinya benar-benar pulih.

"Belum sadarkan diri. Udah operasi dari jam 5 di Rumah Sakit Islam," ujarnya.

Nur Karim menceritakan, saat peristiwa itu terjadi adiknya tengah mengikuti ibadah salat Jumat di masjid sekolah yang menjadi tempat ledakan. Korban  berada di saf ketiga tak jauh dari titik ledakan. Sehingga adik Nur Karim menjadi salah satu korban dengan luka terparah.

BACA JUGA:KPAI Desak Pengawasan Ketat Anak di Sekolah dan Medsos, Imbas Aksi Ledakan oleh Pelajar SMAN 72

Tepat pukul 12.30 WIB, Nur Karim menerima kabar terjadi ledakan di tempat adiknya bersekolah di Jalan Prihatin, Kelurahan Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Mendengar kabar tak mengenakan itu, Nur Karim langsung mencari tahu kebenaran berita tersebut. "Saya kira ada gimmick kan. Tahunya ya beneran gitu," terangnya.

Nur Karim langsung mencari tahu kondisi adiknya melalui teman sekolahnya. Setelah mendapat kepastian kondisi adiknya, dari rumahnya di Kemayoran, Nur Karim langsung meluncur ke RS Islam Cempaka Putih.

BACA JUGA:Wabup Malang Resmikan SMPN 1 Tumpang sebagai Sekolah Unggulan

Kaget Korbannya di RS Cukup Banyak

Dia kaget melihat begitu banyak korban yang ditimbulkan dari ledakan tersebut. "Pas nyampe rumah sakit, wah ini banyak banget korbannya," ucapnya.

Diberitakn kemarin, ada 54 siswa korban luka yang dibawa ke RS akibat kejadian itu, namun sebagian sudah diperbolehkan pulang. Ada dua yang menjalani operasi, salah satunya adalah siswa yang diduga sebagai pelaku ledakan.

BACA JUGA:Sinopsis Drakor As You Stood By, Pembalasan Dua Perempuan Korban KDRT

Kembali ke Nur Karim, dia memastikan, meski belum sadarkan diri, berdasarkan keterangan dokter, kondisi adiknya berangsur membaik.

Sabtu hari ini, Nur Karim datang ke SMA Negeri 72 Jakarta, untuk mengambil perlengkapan belajar adiknya yang masih tertinggal di sekolah.

Dia berharap kasus ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta bisa diusut tuntas. Pasalnya yang dia dengar pelaku ledakan merupakan salah satu dari peserta didik di SMA Negeri 72 Jakarta.

"Diusut tuntas pengennya. Terus cari tau kok bisa kayak gitu," pungkasnya.

BACA JUGA:Rose dan K-Pop Demon Hunters Tembus Nominasi Grammy, Samai Capaian BTS

Menteri PPPA: Pukulan bagi Dunia Pendidikan

Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (PPPA) Arifah Fauzi menyatakan, insiden ledakan di SMAN 72 Jakarta merupakan pukulan bukan hanya bagi Kementerian PPPA, namun juga kepada dunia pendidikan.

“Kami menyampaikan keprihatian yang mendalam atas insiden tersebut dan korbannya adalah anak-anak di lingkungan sekolah yang harusnya mereka merasa aman. Ini adalah peristiwa yang mengejutkan kita semua,” ujar Menteri Arifah.

Dalam hal ini, dirinya pun turut menegaskan bahwa keselamatan dan pemulihan anak-anak akan menjadi prioritas utama pemerintah.

BACA JUGA:Pemkot Batu Gelar Seleksi Calon Komisaris BUMD PT Batu Wisata Resource

“Keselamatan anak harus menjadi perhatian utama semua pihak. Sekolah bukan hanya tempat belajar, tetapi ruang aman bagi tumbuh kembang anak,” tegas Arifah.

Di sisi lain, Kementerian PPPA telah melakukan koordinasi intensif dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, melalui Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP).

Selain itu, tim layanan dan UPTD PPA bersama jejaring psikolog dan tenaga pendamping telah dikerahkan untuk memberikan dukungan psikososial kepada para siswa yang mengalami trauma.

“Kemen PPPA memastikan agar kebutuhan medis dan informasi bagi keluarga korban dapat terpenuhi secara cepat dan tepat,” tutup Arifah.

BACA JUGA:FIK UM Wakili Indonesia di SEAPAC 2025 Bangkok, Perkuat Jejaring Riset dan Diplomasi Akademik Asia Tenggara

Sementara itu berdasarkan hasil pantauan Disway di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada Sabtu 8 November 2025, penjagaan ketat dari anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) serta Pihak Keamanan RS Islam Jakarta Cempaka Putih.

Terkini, pihak wartawan pun masih tidak diperbolehkan masuk area Rehabilitasi Laboratorium IGD RS tersebut.

Sumber: disway news network