Sejarah Hari Sumpah Pemuda, Gambaran Dua Hari Pembahasan di Kongres Pemuda
Sejarah Hari Sumpah Pemuda menjadi simbol semangat para Pemuda Indonesia mengusung rasa nasionalisme dan cinta tanah air.--Museum Sumpah Pemuda-disway.id-
KOTA MALANG, DISWAYMALANG.ID-- Hari Sumpah Pemuda menjadi simbol semangat para Pemuda Indonesia untuk terus mengusung rasa nasionalisme dan cinta tanah air. Sumpah Pemuda juga bisa menjadi momentum para Pemuda di Indonesia berikrar dan berjanji demi tumpah darah Indonesia untuk merdeka dari segala bentuk penjajahan.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk merayakan hari penting itu, adalah dengan memasang twibbon Sumpah Pemuda di media sosial masing-masing.
BACA JUGA:Yuk, Ikut Rayakan Sumpah Pemuda dengan Pasang Twibbon? Berikut 40 Link Twibbon Sumpah Pemuda
Selain itu, penting bagi para pemuda Indonesia, untuk mengingat kembali sejarah Sumpah Pemuda.
Dikutip dari laman resmi Museum Sumpah Pemuda, Sumpah Pemuda merupakan ikrar kebangsaan yang dirumuskan melalui sebuah putusan Kongres Pemuda Kedua di Jakarta pada 27-28 Oktober 1928.
Ikrar ini adalah pernyataan kebangsaan pemuda pemuda Indonesia dari berbagai latar belakang daerah, suku, dan agama, menyatukan keyakinan mereka bahwa tumpah darah, bangsa, dan bahasa persatuan: ialah Indonesia.
Keyakinan itu lalu disebarluaskan untuk dijadikan asas bagi semua perkumpulan kebangsaan Indonesia setelah peristiwa Kongres Pemuda Kedua.
Sejarah Sumpah Pemuda
Kongres Pemuda Kedua digagas oleh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggotakan pelajar dari seluruh Indonesia. Kongres ini bertujuan untuk memperkuat rasa persatuan dan kebangsaan Indonesia yang telah tumbuh di dalam benak dan sanubari pemuda-pemudi.
Sebelum kongres digelar, para pemuda mengadakan pertemuan terlebih dahulu pada 3 Mei 1928 dan 12 Agustus 1928. Mereka membahas tentang pembentukan panitia, susunan acara kongres, waktu, tempat, dan biaya.
Kemudian pertemuan itu menyepakati bahwa Kongres Pemuda Kedua akan diselenggarakan pada 27-28 Oktober 1928 di tiga lokasi berbeda, yaitu gedung Katholieke Jongenlingen Bond, Oost Java Bioscoop, dan Indonesische Clubgebouw (Rumah Indekos, Kramat No. 106).
Keseluruhan biaya akan ditanggung oleh organisasi-organisasi yang menghadiri kongres serta sumbangan sukarela.
Rapat pertama, malam hari Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Ketua Kongres, Sugondo Djojopuspito, memberi sambutan.
Ia berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Mohammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda.
Sumber: disway.id