Lulus Terbaik di ITN Malang, Ciptakan Aplikasi Pendukung Produksi Jagung di Daerah Asalnya
Davantio Destama Karni Saputro, lulus terbaik di ITN, ciptakan aplikasi pendukung produksi jagung untuk Kabupaten Pasuruan --itn.ac.id
SUMBERSARI, DISWAYMALANG.COM—Ini contoh sosok yang bisa menunjukkan bagaimana berbuat sesuatu untuk daerahnya dengan kompetensi dan kapasitas yang dimiliki. Sosok yang mboys looop ini adalah Davantio Destama Karni Saputra.
Davantio membentuk kompetensi dan kapasitasnya dari hasil kuliah di Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Empat tahun kuliah di perguruan tinggi teknik yang kampus utamanya terletak di Sumbersari, Kota Malang ini, dia membuktikan kompetensi dan kapasitasnya dengan menjadi lulusan terbaik untuk Program Studi Teknik Informatika ITN pada wisuda period eke-72, tahun ini. IPK-nya, 3,91, mendekati sempurna.
Yang mboys, bekal ilmu yang diperolehnya dari ITN itu digunakan untuk membantu usaha pertanian di daerah asalnya, Pasuruan. Alumnus SMKN 1 Purwosari, Kabupaten Pasuruan ini membuat aplikasi sekaligus website yang diberi nama Sigprojag. Kepanjangan dari Sistem Informasi Pengelompokan dan Pemetaan Lahan Produksi Jagung.
Aplikasi tersebut dibuat untuk membantu Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pasuruan, dalam memahami pola, dan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas jagung di Kabupaten Pasuruan.
“Saat ini informasi pemetaan, dan pengelompokan lahan produksi jagung tiap kecamatan di Kabupaten Pasuruan belum tersedia. Padahal memahami pola, dan hal-hal yang dapat mempengaruhi produktivitas jagung menjadi penting untuk membantu merumuskan kebijakan yang tepat,” kata Davantio.
Menurut dia, dengan informasi pemetaan yang jelas, pemerintah melalui dinas pertanian akan dapat melakukan perencanaan pertanian secara efektif. Sistem ini diharapkan dapat membantu untuk merumuskan kebijakan, dan selanjutnya bisa memberi kontribusi positif bagi produksi jagung.
Tangkapan layar aplikasi Sigprojag buatan Davantio--itn.ac.id
Pada aplikasi Sigprojag yang dibuat oleh Davantio, termuat halaman home, dashboard, data kecamatan, clustering, pemetaan, dan user. Petugas dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian bisa login untuk mengisi data atau memperbaharui data produksi, dan klaster. Aplikasi ini juga bisa diakses oleh khalayak umum untuk melihat informasi yang disajikan.
Riset 24 Kecamatan
Untuk membuat aplikasi itu, Davantio sebelumnya melakukan riset. Dia melakukan pengelompokan lahan produksi jagung di Pasuruan dengan menggunakan variabel luas panen, dan hasil produksi jagung tiap kecamatan per tahun. Data yang dipakai adalah data lampau mulai tahun 2019 hingga 2023 dari 24 kecamatan.
Dari 24 kecamatan itu, Davantio mengelompokkan menjadi tiga kluster. Yakni tinggi, rendah, dan sedang. “Yang produksinya paling rendah saya beri warna merah, sedang berwarna kuning, dan tinggi berwarna hijau,” jelas anak bimbing dua dosen ITN, Karina Auliasari, ST., M.Eng., dan Ahmad Faisol, ST., MT.
Davantio menggunakan metode K-Means Clustering dengan mengelompokkan data berdasar karakteristik yang sama. Dari data itu, dia lantas melakukan analisa perhitungan total 120 data yang sudah dikelompokkan itu. Yaitu, klaster 1 (produktivitas rendah) = 65 data, klaster 2 (produktivitas sedang) = 42 data dan klaster 3 (produktivitas tinggi) = 13 data.
Dari analisa Davantio, diketahui produktivitas jagung dari klaster tinggi semakin berkurang setiap tahunnya. Dari semua kecamatan yang ada di Kabupaten Pasuruan yang produksi jagungnya konsisten adalah Kecamatan Purwosari.
Dengan mengetahui informasi produksi jagung di setiap kecamatan yang bisa diperoleh dengan cepat melalui aplikasi Siprojag ini, diharapkan pemerintah dalam hal ini Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pasuruan bisa mengambil kebijakan yang tepat, dengan satu tujuan. Yaitu, meningkatkan produksi jagung, khususya dengan memperhatian wilayah-wilayah yang mengalami penurunan produksi. (*)
Sumber: itn.ac.id