Ini 9 Tip dan Hal-Hal yang Harus Diketahui Saat Mulai Ikuti Masa Probation pada Awal Kerja
Masa Probation di Perusahaan Yang Harus Dijalankan Dengan Cermat-pinterest-
MALANG, DISWAYMALANG.ID -- Masa probation atau percobaan menjadi tahap yang wajib dilalui sebelum resmi menjadi karyawan tetap. Masa ini bertujuan untuk menilai kesesuaian karyawan dengan budaya kerja perusahaan, sekaligus menilai kompetensi yang dimiliki.
Bagi yang baru bergabung, masa probation bisa menjadi kesempatan emas untuk membuktikan diri. Namun, masa ini juga bisa menjadi batu sandungan jika tidak dipersiapkan dengan matang.
Agar bisa menjalani masa probation dengan sukses, berikut sembilan hal penting berikut perlu diperhatikan!
1. Pahami Dulu: Probation Itu Wajib untuk Calon Karyawan Tetap
Probation merupakan tahap wajib bagi calon karyawan tetap. Masa ini berlangsung maksimal selama tiga bulan. Jika ada perusahaan yang menawarkan probation lebih dari tiga bulan, sebaiknya tanyakan dasar kebijakannya secara langsung untuk menghindari kesalahpahaman.
Penting untuk memahami bahwa selama probation, hak-hak dasar seperti gaji, benefit dasar, dan hak-hak ketenagakerjaan lainnya tetap berlaku. Status probation tidak membuat posisi menjadi "karyawan percobaan" yang bisa diperlakukan semena-mena. Posisi tersebut tetap dihargai setara dengan karyawan tetap lainnya, hanya saja ada evaluasi tambahan di akhir masa percobaan.
2. Langsung Tanyakan Apa yang Harus Dicapai Selama Probation
Begitu resmi mulai bekerja, segera komunikasikan dengan user atau atasan terkait indikator keberhasilan yang harus dicapai selama probation. Tanyakan dengan sopan dan jelas: target apa yang harus diraih dan apa saja fokus utama yang harus dikerjakan.
Memastikan ekspektasi sejak awal membantu menyusun langkah kerja yang lebih terarah. Selain itu, upaya ini menunjukkan bahwa ada keseriusan dalam menjalani masa probation, sekaligus memperjelas standar evaluasi yang akan digunakan nantinya.
3. Buat Worktracker untuk Melacak Hasil dan "Bottleneck"
Selama masa probation, sangat disarankan membuat worktracker atau catatan kerja harian/mingguan. Tracker ini dapat mencatat tugas yang diselesaikan, progres, hambatan (bottleneck), hingga hasil yang dicapai. Dengan begitu, seluruh perjalanan kerja terdokumentasi rapi.
Tracker ini nantinya berguna untuk dibawa saat evaluasi. Dengan bukti konkret, user atau atasan dapat menilai secara objektif berdasarkan data, bukan sekadar asumsi atau ingatan. Selain itu, worktracker membantu menemukan hambatan yang mungkin luput dari perhatian sehari-hari.
4. Luangkan Waktu untuk 1-on-1 Session dengan User
Sumber: venteny
