14 April Hari Tertawa Internasional, Ini 9 Tradisi Lucu di Berbagai Negara Yang Buat Dunia Menarik!

14 April Hari Tertawa Internasional, Ini 9 Tradisi Lucu di Berbagai Negara Yang Buat Dunia Menarik!

World Laughter Day Celebration Around The World-Freepik-

MALANG, DISWAYMALANG.ID -- Tawa itu bahasa universal. Meski logat beda, lelucon beda, dan ekspresi kadang bikin bingung, tapi ketika seseorang tertawa, kita tahu: itu tanda bahagia. Dan ternyata, di banyak negara, tawa bukan cuma ekspresi spontan—ia bisa jadi bagian dari budaya.

Mulai dari festival yang isinya lomba tertawa, hingga tradisi mengolok-olok. Dunia punya banyak cara untuk tertawa bareng. Termasuk, menetapkan tanggal 14 April sebagai Hari Tertawa Internasional.

Berikut ini sembilan tradisi dari berbagai belahan dunia yang menunjukkan: humor bisa menyatukan umat manusia!

1. Festival Tertawa di Jepang

Di Osaka, ada festival unik bernama Warai Matsuri—secara harfiah berarti “festival tertawa”. Festival ini dirayakan setiap tahun di kota Himeji, Prefektur Hyogo. Warga berkumpul dan... tertawa bareng. Tidak harus lucu, yang penting ketawa.

Festival ini sudah ada sejak abad ke-13. Konon, dulu ada dewa yang murung dan penduduk desa mencoba menghiburnya dengan tertawa bersama. Sejak itu, ketawa jadi ritual tahunan yang dipercaya membawa keberuntungan.

2. Poisson d'Avril, Prancis

Di Prancis, hari untuk melucu disebut sebagai Poisson d’Avril, alias "ikan April", di mana orang menempel gambar ikan di punggung temannya. Orang yang tempeli ikan di punggungnya otomatis akan ditertawai oleh seluruh kalangan masyarakat disana sebagai budaya!

3. Di Bhutan, Badut Biksu Bernama Atsara

Dalam upacara keagamaan Bhutan, ada tokoh jenaka bernama Atsara yang mengenakan topeng aneh dan membawa tongkat. Tugasnya? Mengganggu jalannya upacara dengan cara lucu.

Meskipun lucu, Atsara bukan sembarang pelawak. Ia sering melontarkan sindiran sosial yang tajam, tapi tetap dalam suasana jenaka. Menurut budaya Bhutan, tawa itu penting, bahkan dalam momen spiritual sekalipun, ia tak hanya merepresentasikan kebijaksanaa, tapi humor di dunia.

4. Jerman dan Karneval yang Penuh Satir

Setiap awal tahun, Jerman mengadakan Karneval, festival jelang Prapaskah yang penuh kostum aneh dan pawai satir. Di Cologne, pawai ini sering mengejek tokoh politik, lengkap dengan boneka raksasa dan slogan lucu.

Menurut tradisi, inilah momen warga boleh meledek kekuasaan tanpa takut kena hukuman. Humor jadi cara masyarakat menyalurkan keresahan politik mereka, dengan tawa sebagai perisai.

Sumber: the traveling fool