Hampir Lulus SMA dan Akan LDR? Obrolkan dengan Pacar Sebelum Berpisah Nanti!

Hampir Lulus SMA dan Akan LDR? Obrolkan dengan Pacar Sebelum Berpisah Nanti!

Ilustrasi Hubungan LDR-pinterest-

MALANG, DISWAYMALANG.ID-- Ada satu fase hidup yang sering dilupain anak SMA kelas 12 yang lagi kasmaran: perpisahan.

Bukan cuma sama teman sekolah, tapi juga sama pacar yang sudah nemenin sejak lama.

Kadang harus beda kota. Kadang satu ke luar negeri, yang lain tetap di kota kecil. Dan pada titik ini, muncul pertanyaan sakral: “Kita lanjut LDR, atau cukup sampai di sini?”

Jawaban dari pertanyaan itu tidak bisa asal “yuk jalanin aja.” Karena LDR itu bukan hanya soal tahan rindu, tapi juga soal siap mental, waktu, dan komunikasi.

Nah, sebelum kalian memutuskan tetap bareng walau berjauhan, ini sembilan hal yang harus di-obrolin dan dipastikan dulu. Supaya tidak nyesel di tengah jalan.

1. Visi Hubungan: Kita Ini Mau ke Mana?

Obrolan pertama yang paling penting adalah soal arah hubungan. Tidak usah langsung bahas nikah atau rumah, tapi minimal tahu: ini hubungan yang serius atau cuma sekadar seru-seruan masa SMA? Soalnya, LDR akan terasa lebih berat kalau tidak ada gambaran jangka panjang yang jelas.

Kalau sepakat buat serius dan saling dukung sampai nanti, itu jadi pondasi kuat buat bertahan dalam jarak. Tapi kalau ternyata satu masih pengin "jalanin aja" dan yang lain sudah mikir masa depan, bisa jadi LDR cuma memperpanjang luka.

 

2. Batasan Sosial: Gimana Kalau Kita Ketemu Orang Baru?

Kehidupan setelah SMA itu luas. Lingkungan kampus penuh dengan orang baru, acara baru, dan dinamika sosial yang lebih bebas. Karena itu, perlu diobrolin dulu: apa yang memang disepakati sebagai hal yang wajar, dan apa yang bikin tidak nyaman?

Misalnya, apakah oke kalau dia sering jalan bareng teman lawan jenis? Atau apakah boleh ikut acara kampus yang pulangnya malam? Obrolan ini penting buat mencegah rasa curiga dan konflik karena asumsi yang beda.

 

3. Komitmen Waktu: Seberapa Sering Kita Harus Kontak?

Jarak bikin komunikasi jadi lebih penting dari biasanya. Tapi jangan salah, komunikasi yang terlalu sering justru bisa bikin stres. Jadi harus disepakati dulu: kapan biasanya bisa telepon, kapan cukup chatting, dan kapan tidak masalah buat slow response.

Kalau satu pihak ngerasa "dih ghosting" padahal yang satu lagi sibuk tugas atau organisasi, hubungan jadi gampang berantakan. Lebih baik dibikin aturan sehat dari awal daripada saling tebak-tebakan dan ujungnya berantem.

 

4. Frekuensi Ketemuan: Kapan Kita Bisa Ketemu Lagi?

Sumber: quora