Ajak Si Kecil dalam Perjalanan Arus Balik: 9 Tips Biar Tidak Jadi Drama Jalan Tol

--
4. Car Seat: Jangan Cuma Jadi Aksesori
Banyak yang menganggap car seat itu barang mahal dan tidak penting. Padahal, justru saat arus balik dengan risiko kecelakaan meningkat, alat ini sangat krusial. Apalagi balita belum cukup kuat menahan guncangan jika terjadi rem mendadak.
Penggunaan car seat dapat mengurangi risiko kematian hingga 71% pada bayi dan 54% pada balita dalam kecelakaan mobil. Selain aman, car seat juga bisa jadi “ruang pribadi” anak selama perjalanan, yang membantu mereka lebih tenang dan nyaman.
5. Bawa Camilan Sehat dan Air Minum Sendiri
Jangan andalkan rest area. Belum tentu cocok dengan perut balita. Sediakan camilan ringan seperti buah potong, biskuit bayi, roti tawar, atau puree kemasan. Hindari makanan tinggi gula atau garam yang bisa memicu gangguan pencernaan.
Pediatrics Journal (2012) mencatat bahwa makanan sehat saat perjalanan bisa menjaga kestabilan mood anak dan menghindari masalah seperti kembung atau diare. Dan jangan lupa: sediakan air minum yang cukup. Jangan menggantinya dengan susu kotak manis atau teh kemasan.
6. Berhenti Secara Berkala untuk Istirahat
Idealnya, setiap dua hingga tiga jam, kendaraan berhenti sejenak. Balita diajak keluar, digendong, atau sekadar jalan kaki ringan di sekitar rest area. Ini baik untuk sirkulasi darah dan mencegah anak terlalu lama dalam satu posisi.
Menurut World Health Organization (WHO) (2015), anak-anak sebaiknya tidak duduk diam terlalu lama tanpa jeda gerak. Bahkan beberapa menit di luar mobil bisa sangat berarti. Mereka pun lebih mudah tidur setelah bergerak sedikit dibanding dipaksa tidur terus-menerus di jok belakang.
7. Siapkan “Tas Darurat” Balita
Isinya harus lengkap: popok, tisu basah, baju ganti, minyak telon, obat demam, kantong muntah, hingga plastik cadangan. Tas ini harus diletakkan di tempat mudah dijangkau, bukan di bagasi yang tertumpuk kardus kue lebaran.
Johns Hopkins Medicine (2018) menyebutkan bahwa tas darurat anak sangat vital untuk menghadapi situasi tak terduga seperti muntah, pipis bocor, atau tiba-tiba demam. Jangan mengandalkan toko sekitar jalan yang belum tentu menyediakan kebutuhan balita secara lengkap.
8. Atur Ekspektasi dan Waktu Tempuh
Jangan pasang target sampai dalam waktu tertentu. Perjalanan bersama balita tidak bisa dibandingkan dengan waktu tempuh saat solo traveling. Bisa saja harus berhenti 4–5 kali dalam 8 jam perjalanan, dan itu wajar.
Jika orang tuanya stres karena mengejar waktu, anak bisa ikut menyerap tekanan itu dan jadi makin rewel.
Sumber: quora