BMKG Imbau Pemudik Waspada Cuaca Ekstrem Saat Arus Mudik Lebaran 2025

Ilustrasi mudik Lebatan 2025--pinterest
MALANG, DISWAYMALANG.ID-- BMKG mengimbau para pemudik agar lebih berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem yang bisa menghambat perjalanan, terutama saat puncak arus mudik Lebaran 2025.
Puncak arus mudik Lebaran 2025 diperkirakan berlangsung pada H-3, yaitu 28 Maret 2025, dengan potensi pergerakan sekitar 12,1 juta orang.
Angka ini diprediksi jika kebijakan Work From Anywhere (WFA) diterapkan.
Dikutip dari ANTARA News, menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, pemudik perlu mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi kemungkinan perubahan cuaca yang tidak menentu selama perjalanan.
Dwikorita juga menambahkan bahwa keselamatan perjalanan mudik sangat dipengaruhi oleh faktor cuaca, sehingga perlu menjadi perhatian utama bagi para pemudik.
Ia mengingatkan masyarakat, khususnya pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi, untuk selalu memperbarui informasi cuaca sebelum memulai perjalanan.
Lebih lanjut lagu, Dwikorita menambahkan pemudik sebaiknya menunda perjalanan jika cuaca sedang buruk, karena hal tersebut dapat membahayakan keselamatan.
Dan Dwikorita juga menekankan pentingnya membawa perlengkapan darurat dan memahami prosedur evakuasi agar pemudik lebih siap menghadapi situasi tak terduga selama perjalanan.
“Keselamatan adalah prioritas utama, jangan memaksakan perjalanan jika kondisi cuaca tidak memungkinkan,” tegas Dwikorita.
Ancaman Cuaca Ekstrem bagi Kelancaran Mudik
Dikutip melalui Harian Disway, Guswanto selaku Deputi Bagian Meteorologi juga masyarakat yang bepergian dengan transportasi udara dan laut disarankan untuk memeriksa prakiraan cuaca di bandara serta pelabuhan tujuan guna mengantisipasi kemungkinan gangguan perjalanan.
Kondisi cuaca ekstrem, seperti hujan deras, angin kencang, dan gelombang tinggi, berisiko mengakibatkan penundaan atau pembatalan perjalanan udara dan laut.
Guswanto mengingatkan pemudik yang menggunakan transportasi laut untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi dan angin kencang, terutama di wilayah perairan Selat Sunda, Selat Lombok, Laut Jawa, serta sekitar Nusa Tenggara.
Bagi pemudik yang bepergian dengan pesawat, Guswanto menyarankan agar mereka mewaspadai potensi keterlambatan penerbangan yang disebabkan oleh cuaca buruk di beberapa bandara.
"Oleh karena itu, kami mengimbau pemudik untuk terus berkoordinasi dengan pihak maskapai, operator pelabuhan, dan BMKG guna mendapatkan informasi terkini mengenai kondisi cuaca di rute perjalanan mereka,” ujar Guswanto.
Sumber: https://www.bmkg.go.id/