Dilaporkan Ada Tanda-Tanda Pemulihan Ozon Global, Bisa Berdampak terhadap Salah Satu Program Presiden Prabowo

Ilustrasi Lapisan Ozon-pinterest - pngtree-
Indonesia tak ketinggalan dalam upaya ini. Pemerintah berhasil mengurangi impor HCFC hingga 60 persen pada 2023 - 2024, melebihi target awal sebesar 55 persen. Langkah ini didorong oleh kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat untuk mengganti bahan pendingin yang ramah lingkungan.
Dalam industri pendinginan dan manufaktur, banyak perusahaan kini mulai beralih ke alternatif yang lebih aman bagi ozon. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mendorong penggunaan teknologi bebas CFC, demi memastikan bahwa Indonesia tetap berkontribusi dalam pemulihan ozon global.
5. Indonesia dan Amendemen Kigali
Pada 2023, Indonesia meratifikasi Amendemen Kigali, yang mengatur pengurangan konsumsi hidrofluorokarbon (HFC). Meskipun tidak merusak ozon, HFC berkontribusi terhadap pemanasan global. Targetnya, pengurangan hingga 80 persen pada 2040. Langkah ini penting untuk menyeimbangkan perlindungan ozon dan mitigasi perubahan iklim.
Amendemen ini memberikan tantangan baru bagi Indonesia untuk berkontribusi dalam upaya global penyelamatan ozon, terutama dalam mencari alternatif yang lebih ramah lingkungan dan terjangkau. Namun, dengan semakin berkembangnya inovasi dalam teknologi pendinginan dan industri lainnya, diharapkan Indonesia dapat memenuhi target pengurangan emisi ini tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi.
6. Dampak Positif bagi Indonesia
Pemulihan ozon bukan hanya berita baik bagi dunia, tetapi juga bagi Indonesia. Dengan lapisan ozon yang membaik, risiko penyakit akibat paparan sinar UV menurun. Ekosistem laut dan hutan tropis juga lebih terlindungi dari dampak perubahan iklim.
Sektor pertanian juga mendapat manfaat dari stabilitas iklim yang lebih baik. Tanaman yang terlalu sering terpapar radiasi UV tinggi bisa mengalami gangguan pertumbuhan, yang akhirnya mempengaruhi produktivitas pertanian. Dengan membaiknya ozon, risiko ini bisa diminimalisir, terkhusus untuk Indonesia yang sangat mengandalkan sektor pertaniannya dan sekarang di bawah Presiden Prabowo Subianto sedang gencar menggalakkan terwujudnya ketahanan pangan nasional.
7. Tantangan dalam Pengendalian HFC (Hidrofluorokarbon)
Meski berhasil mengurangi HCFC, Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam transisi ke teknologi ramah lingkungan. Banyak industri masih bergantung pada pendingin berbasis HFC, yang lebih murah namun berdampak besar pada pemanasan global. Tantangan ini harus diatasi dengan inovasi teknologi dan kebijakan yang lebih ketat.
Beberapa inisiatif telah mulai diterapkan, seperti insentif pajak bagi industri yang mengadopsi teknologi pendingin ramah lingkungan. Namun, kesadaran dan dukungan dari pelaku industri masih perlu ditingkatkan agar transisi ini berjalan lebih cepat dan efektif.
8. Peran Industri dalam Mengurangi HCFC dan HFC
Sektor industri, terutama industri busa dan pendingin, mulai beralih ke alternatif yang lebih ramah lingkungan. Pemerintah juga terus mendorong investasi dalam teknologi pendinginan yang bebas dari bahan perusak ozon. Kesadaran ini perlu diperluas ke sektor lain agar transisi berjalan lebih cepat.
Dalam jangka panjang, pengurangan HFC dan HCFC juga bisa membuka peluang bisnis baru di bidang teknologi ramah lingkungan. Dengan semakin banyaknya permintaan terhadap solusi pendinginan yang aman bagi ozon, Indonesia bisa menjadi pemain utama dalam industri ini di Asia Tenggara.
9. Edukasi dan Kesadaran Publik
Sumber: mit news