9 Tradisi Unik Ramadan di Berbagai Negara: Dari Lentera Fanous di Mesir hingga Bazaar Ramadan di Malaysia

-pinterest - cd mizan-
MALANG, DISWAYMALANG.ID -- Ramadan tidak hanya tentang puasa dan ibadah, tapi juga soal bagaimana setiap negara memiliki cara khas dalam menyambut dan merayakannya. Dari Afrika hingga Amerika, umat Muslim di berbagai belahan dunia menjalani Ramadan dengan tradisi yang sudah berakar dalam budaya mereka selama berabad-abad.
Berikut adalah sembilan tradisi Ramadan yang unik dan menarik dari berbagai negara!
1. Mesir: Cahaya Ramadan dengan Lentera Fanous
Di Mesir, Ramadan identik dengan lentera warna-warni yang disebut Fanous. Lentera ini tidak hanya digunakan sebagai dekorasi rumah, jalanan, dan masjid, tapi juga melambangkan harapan dan kebersamaan selama bulan suci.
Tradisi ini sudah ada sejak zaman Dinasti Fatimiyah pada abad ke-10, ketika Khalifah Al-Mu’izz li-Din Allah memasuki Kairo di malam pertama Ramadan. Rakyat Mesir saat itu menyambutnya dengan membawa lentera, yang kemudian berkembang menjadi simbol Ramadan di negara tersebut. Hingga kini, lentera Fanous tetap menjadi bagian penting dalam perayaan Ramadan, baik sebagai pajangan maupun suvenir khas dari Mesir!
2. Turki: Musik Ramadan dari Para Drummer Sahur
Di berbagai kota di Turki, Ramadan tidak lengkap tanpa suara drummer sahur yang membangunkan warga untuk makan sebelum fajar. Para drummer ini mengenakan pakaian tradisional Ottoman dan berjalan keliling sambil memukul drum besar sebagai alarm sahur.
Tradisi ini berasal dari era Kesultanan Utsmaniyah, ketika belum ada jam alarm atau teknologi modern. Hingga saat ini, lebih dari 2.000 drummer berlisensi masih menjalankan tradisi ini di seluruh Turki. Menariknya, setelah Ramadan berakhir, drummer ini berkeliling rumah untuk menerima tip dari masyarakat sebagai bentuk apresiasi atas jasa mereka!
3. Arab Saudi: Sambutan Mewah dengan Qamar al-Din dan Tamr
Di Arab Saudi, Ramadan disambut dengan kemewahan khas Timur Tengah. Salah satu yang paling mencolok adalah tradisi berbuka puasa dengan Qamar al-Din, minuman khas yang terbuat dari aprikot kering yang direndam dan dihaluskan menjadi jus kental. Minuman ini dipercaya memberikan energi yang cukup setelah seharian berpuasa.
Selain itu, konsumsi Tamr (kurma) menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya berbuka. Bukan sekadar makanan ringan, tetapi kurma juga menjadi simbol sunnah Rasulullah yang dianjurkan untuk dimakan saat berbuka puasa!
4. Pakistan: Chaand Raat, Perayaan Menjelang Idul Fitri
Di Pakistan, malam terakhir Ramadan dikenal dengan Chaand Raat atau "Malam Bulan." Setelah hilal terlihat menandakan akhir Ramadan, masyarakat turun ke jalan untuk merayakannya dengan pesta kecil-kecilan.
Para wanita menghiasi tangan mereka dengan henna (mehndi), sementara pasar dan toko perhiasan dipenuhi orang-orang yang mencari aksesoris dan pakaian baru untuk Idul Fitri. Tradisi ini mirip dengan perayaan malam tahun baru, di mana keluarga dan teman-teman berkumpul untuk menyambut datangnya hari kemenangan.
Sumber: bloomberg ht