Indonesia Kekurangan Talenta Digital, Awas Serbuan Talenta Digital Asing!

Indonesia Kekurangan Talenta Digital, Awas Serbuan Talenta Digital Asing!

Peluncuran Laskar AI di Jakarta, Kamis (13/2)--disway news network

JAKARTA, DISWAYMALANG.ID -- Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) Bonifasius Wahyu Pudjianto mengungkapkan kebutuhan talenta Digital saat ini  tidak sebanding dengan ketersediaan yang ada. Kebutuhannya sangat tinggi, ketersediaan rendah.

"Ketersediaan talenta digital pada tahun 2024 sekitar 6.507.904 orang. Jumlah tersebut masih jauh di bawah kebutuhan sekitar 10.731.209 orang," ungkap Boni pada peluncuran Laskar AI di Lintasarta, Jakarta, 13 Februari 2025.

Padahal, diprediksi kebutuhan ini akan terus meningkat hingga 2030 sebanyak 12.092.110 talenta digital."Setiap tahun kita membutuhkan digital talent 600 ribu sampai 2030," tambahnya.

Ia mewanti-wanti apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi, impor tenaga asing pun tak terelakkan."Kalau tidak dipenuhi dengan digital talent yang cukup, maka digital talent itu akan datang dari negara lain. Sehingga, market yang besar dari Indonesia, ibaratnya, adalah dikuasai oleh talenta digital dari inegara lain," tandasnya.

Karena itulah ia menekankan pentingnya mendorong memenuhi kebutuhan pasar.Di mana, penggunaan teknologi digital, terutama AI kini semakin masif dalam industri dari berbagai sektor. "Kita sebutnya sektor strategis, baik itu pertanian, peternakan, perikanan, logistik, keuangan, kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya," tuturnya.

Laskar AI

Oleh karena itu pula, ia mendukung hadirnya program Laskar AI yang memberikan pelatihan talenta AI yang merupakan bagian dari AI Merdeka.Program ini merupakan inisiatif beasiswa dari Lintasarta yang bekerja sama dengan Dicoding Indonesia untuk mencetak talenta AI unggulan yang siap menghadapi tantangan industri dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Sebagai bagian dari AI Merdeka, program Laskar AI menjadi langkah strategis Lintasarta bersama mitra teknologi global, termasuk NVIDIA,  dalam mengakseleerasi adopsi AI dan membentuk ekosistem AI yang tangguh di Indonesia.

"Mudah-mudahan ini bisa memberikan kontribusi terhadap percepatan penyelesaian masalah yang dihadapi oleh sektor-sektor tersebut," tandasnya.

Senada, President Director & CEO Lintasarta Bayu Hanantasena menyoroti defisit kebutuhan talenta digital berlangsung dari tahun ke tahun."Kita masih punya defisit banyak dan paling tidak itu (Laskar AI) yang kita bisa kontribusikan sekarang. Dan AI Merdeka itu gerakan, ya, kita harapkan semua nanti sama-sama kita bergerak untuk menciptakan talenta-talenta ini. Begitu banyak talentanya nanti mulai berkembang, itu nanti tercipta ekosistem seperti yang kita bisa harapkan," terang Bayu.

Dijelaskan Bayu, teknologi AI ini memiliki peran penting dalam mempercepat penyelesaian suatu masalah sehingga meningatkan produktivitas serta meningkatkan efisiensi."Dan tentunya, Indonesia kalau tidak mau ketinggalan dalam kemajuan teknologi, dalam persaingan di kancah global, kita perlu talenta-talenta digital," tambahnya.

"Dari statistik, memang gap kita masih lumayan banyak. Setiap tahun itu defisit kebutuhannya sekitar 400 ribu lebih setiap tahun." (*)

Sumber: