Maraton Napak Tilas Raden Wijaya Diikuti Tiga Profesor UB

Maraton Napak Tilas Raden Wijaya Diikuti Tiga Profesor UB

Wakil Rektor V UB saat memberi sambutan menjelang pelaksanaan start maraton Napak Tilas Raden Wijaya di Pendopo Trowulan, Sabtu (4/1)--prasetya.ubah.ac.id

LOWOKWARU, DISWAYMALANG.ID--Sebanyak 55 peserta telah terdaftar mengikuti lomba lari maraton Napak Tilas Raden Wijaya dalam rangka Dies Natalis ke-62 Universitas Brawijaya (UB) yang digelar pada 4-5 Januari 2025. Terdiri dari 10 peserta kategori full marathon (70 km),  24 peserta kategori half, dan sisanya di kategori relay.

Peserta terdiri dari berbagai kalangan. Mulai dosen, mahasiswa, alumni hingga masyarakat umum. Dari kalangan ada tiga guru besar yang ikut. Salah satunya adalah Prof. Sri Suhartini, guru besar Teknologi Pertanian UB, yang sekaligus jadi guru besar perempuan pertama yang ikut event ini.

Para peserta akan melakukan start dari dua titik berbeda, tergantung jenis lari yang diikuti. Untuk peserta full marathon akan start dari Pendopo Agung Trowulan, Mojokerto, Sabtu (4/1) pagi ini. Mereka akan berlari sejauh 35 km dan berhenti (sementara) di Cangar untuk menyelesaikan etape 1.

Dari Cangar akan dilanjutkan etape 2 menuju Kampus UB..Saat itulah, peserta katagori half marathon bergabung dan memulai start.

Salah satu peserta full marathon adalah Endah Purwatiningtyas Hadipranoto. Alumni Fakultas Peternakan UB ini tercatat sebagai pelari maraton yang akhir-akhir ini aktif.ikut lomba lari katagori ultra maraton yang bermisi untuk donasi.

Endah ikut event lari Napak Tilas Raden Wijaya dalam rangka Dies Natalis ke-62 UB ini, antara lain karena event ini juga ada misi untuk mengumpulkan donasi bagi mahasiswa difabel. 

BACA JUGA:Endah Purwatiningtyas: Pelari Inspiratif asal Malang yang Mengabdikan Diri untuk Lari Donasi

Dukungan Tim Kesehatan

Sementara itu, untuk memastikan kelancaran dan keselamatan peserta acara, Rumah Sakit Universitas Brawijaya (RSUB) dan Klinik Universitas Brawijaya (Klinik UB) telah menyiapkan tim medis lengkap dengan peralatan darurat. 

RSUB menyiapkan satu unit ambulans advance yang dilengkapi tenaga medis, termasuk dua sopir, satu dokter, dan satu perawat. Ambulans akan berangkat bersamaan dengan para pelari dari titik start di Pendopo Agung Mojokerto.

”Sebelumnya juga akan ada skrining akhir para pelari. Jika ada peserta dengan nadi di luar rentang 40-100 per menit, atau ada hipertensi, maka tidak diizinkan untuk lari,” jelas dr. Aurick Yudha Nagara, SpEM, dari RS UB.

Menurut dia, fokus utama tim kesehatan RSUB adalah mengantisipasi kondisi darurat. Seperti henti jantung, sumbatan jantung, heat exhaustion, hipotermi, hipoglikemi, dehidrasi berat, hingga trauma.

“Sedangkan untuk antisipasi non-gawat darurat adalah kasus kram otot dan cedera ringan,” tambah dr. Aurick, yang juga dosen Fakultas Kedokteran UB. 

Sementara itu, Klinik UB juga telah mengerahkan satu dokter, satu perawat, satu sopir, serta ambulans lengkap dengan obat-obatan darurat.

Direktur Klinik UB drg. Miftakhul Cahyati, Sp.M, menjelaskan bahwa pemeriksaan kesehatan para pelari telah dilakukan sebelumnya untuk memastikan kesiapan fisik mereka. 

“Para pelari sudah diperiksa tekanan darah, respiration rate, nadi, tanda vital, serta riwayat penyakitnya,” ungkapnya. 

Kesiapan dua unit kesehatan ini merupakan langkah nyata UB dalam memastikan keamanan dan keselamatan para peserta Napak Tilas 2025, Sehingga, acara ini dapat berjalan lancar dan penuh semangat. (*)

Sumber: prasetya.ub.ac.id