Jadi Percontohan, TPST3R Mulyoagung Dikunjungi Pengelola Sampah Desa dari Gresik

Jadi Percontohan,  TPST3R Mulyoagung Dikunjungi Pengelola Sampah Desa dari Gresik

Kunjungan studi dari stakeholder Desa Manyarsidorukun, Gresik ke TPST3R Mulyoagung Dau --

DAU, DISWAY.MALANG.COM -  Keberhasilan pengelolaan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Reduce, Reuse, Recyle (TPST3R) Mulyoagung Bersatu mendapat pengakuan, bukan saja dari warga Kecamatan Dau dan sekitarnya. Bahkan, pengakuan juga datang dari luar Malang Raya. Terbukti dengan kunjungan wakil pengelola sampah dari Desa Sidorukun, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik ke TPST3R Mulyoagung Bersatu, Rabu, 12 September 2024.

Rombongan dari Gresik itu melihat langsung pengelolaan sampah di TPS3R Mulyoagung Bersatu. Mereka juga mendapat penjelasan dari Nugraha Wijayanto, selaku wakil dari pengelola TPST3R Mulyoagung Bersatu, mengenai proses pengelolaan sampah di sana, mulai teknis operasional hingga manajemen pengolahan sampah yang diterapkan di TPST3R Mulyoagung Bersatu. Termasuk dalam materi yang disampaikan oleh pengelola TPST3R Mulyoagung Bersatu, adalah meliputi pengertian, dampak, dan pentingnya pengolahan sampah, ancaman sampah terhadap lingkungan dan proses kerja TPST3R Mulyoagung Bersatu. 

BACA JUGA:Solusi Masalah Sampah di Mulyoagung dengan Konsep 3 R, Sampah Diolah jadi Berkah

Rombongan dari Desa Sidorukun itu sendiri, terlihat sungguh-sungguh dalam memanfaatkan kunjungan itu untuk studi banding tentang pengelolaan sampah yang baik. Selain dari kesungguhan dalam mendengarkan penjelasan, maupun diskusi dengan pengelola TPST3R Mulyoagung Bersatu, kesungguhan juga terlihat dari lengkapya tim Desa Sidorukun yang datang. Rombongan Desa Sidorukun yang datang ke Mulyoagung terdiri dari Kepala Desa dan Sekretaris Desa, Ketua Penggerak PKK, perwakilan dari DPD, ketua Bank Sampah Induk (BSI),  ketua KSM, dan kader Bank Sampah.

Masturo, salah satu anggota rombongan dari Desa Sidorukun menjelaskan, di desanya sudah ada bank sampah unit (BSU) di tingkat RT/RW hingga BSI di tingkat desa. Namun, belum ada tempat pembuangan sampah (TPS). Lebih-lebih TPS dengan mengedepankan sistem reduce, reuse dan recycle seperti di TPST3R Mulyoagung Bersatu.  

“Kemauan untuk membuka TPS seperti di Mulyoagung ini pasti ada, tapi untuk membuka TPS kan tidak mudah, harus ada lahan, tenaga kerja. Kami masih belum ada lahan,” jelas Masturo  

Dengan kunjungan ini, stake holder pengelolaan sampah di Desa Sidorukun menurut Masturo mendapat wawasan tentang proses pengolahan sampah yang baik. Yakni, bagaimana sampah dapat diolah kembali menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis. Selain itu, studi pengolahan sampah yang diikuti oleh Desa Manyar Sidorukun ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak desa dan komunitas untuk mengambil langkah serupa dalam menangani masalah sampah di wilayah mereka.

“Semoga (pengelolaan sampah di Desa Sidorukun) segera berjalan sesuai dengan apa yang kita peroleh di sini,”  harap Masturo (*)

Sumber: