Dengan Setting PKI, Teater Mahasiswa UM Suguhkan Pertunjukan Siasat Boneka-Boneka Malang
Penampilan para aktor pada pertunjukkan teater berjudul 'Siasat Boneka-boneka Malang' pada Minggu malam (15/12)-Metta/Disway Malang-
LOWOKWARU, DISWAYMALANG.ID--Peristiwa kelam dalam.sejarah Indonesia terkait Partai Komunis Indonesia (PKI) diangkat sebagai lakon dalam pementasan teater oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) teater Hampa Indonesia dari Universitas Negeri Malang (UM). Pementasan dengan tajuk Siasat Boneka-Boneka Malang itu dipentaskan di Aula Utama, Gedung B3, Kampus UM, dua hari berturut-turut, Sabtu (14/12) dan Minggu malam (15/12).
Pentas yang disutradarai Irfan Rafli Rasidan ini menggambarkan trauma dan perjalanan emosi, yang ditampilkan dalam sosok lima boneka. Masing-masing boneka memiliki karakter unik yang mencerminkan berbagai emosi manusia.
Ada Amir, boneka manipulatif yang menjadi bagian dari kelompok merah atau PKI; Marina, boneka yang iri pada kecantikan Yani; Yani, boneka narsis yang menjadi kesayangan tuannya; Anna, boneka tengil yang suka mengolok-olok.. Serta Tua, boneka yang telah lama tinggal di gudang rumah sang tuan.
Penyutradaraan ini memadukan unsur emosional dengan sejarah, menyampaikan pesan bahwa tidak semua pengikut PKI pada masa itu bersalah. Penonton diajak menyelami sisi manusiawi dari konflik yang pernah melanda Indonesia.
Foto bersama para aktor dan staf UKM Teater Hampa Indonesia UM usai pertunjukan-Metta/Disway Malang-
Irfan mengungkapkan bahwa ide untuk naskah ini sudah muncul sejak dua tahun lalu, tetapi tema yang tepat baru ditemukan beberapa bulan terakhir. Sebelumnya, naskah ini diikutkan dalam Festival Teater Mahasiswa Nasional (Festamasio) di Jatinangor, lalu disederhanakan menjadi versi yang dipentaskan kali ini.
“Kisah ini adalah bentuk refleksi atas stigma dan trauma sejarah. Kami ingin menunjukkan bahwa setiap orang memiliki cerita yang kompleks, tidak semua pengikut PKI itu bersalah,” ujar Irfan.
Tradisi Teater Hampa
Pentas produksi Teater Hampa Indonesia merupakan agenda tahunan yang selalu digelar untuk penutup akhir tahun. Sejak tahun 2008, UKM ini rutin menggelar pertunjukan dengan tema yang berbeda-beda, tergantung pada ide kreatif dari sutradara setiap tahunnya.
Tahun lalu, tema yang diangkat adalah tentang suku Dayak yang berjudul Malawen, menyesuaikan dengan latar belakang sutradara yang berasal dari Kalimantan.
Berbagai karya sebelumnya juga dipajang melalui poster, seperti Ayunan, Erotika Boneka, Kudnat, Endgame, Dasar Anjing, Mitos, Oidipus Sang Raja, dan masih banyak lagi. tTidak hanya menampilkan pertunjukan, beragam spot foto yang menarik berlatarbelakang PKI juga tersedia untuk pengunjung.
Salah satu spot foto yang mengusung tema kesenjangan pada masa kekejaman PKI 1965-Metta/Disway Malang-
UKM Teater Hampa juga aktif berpartisipasi dalam berbagai perlombaan teater mahasiswa tingkat nasional. Tahun lalu, mereka dinobatkan sebagai penyaji terbaik di Festival Monolog Mahasiswa Nasional (STIGMA) di Banjarmasin. Tidak hanya itu, mereka juga meraih penghargaan untuk aktor dan sutradara terbaik. Sebelumnya, penghargaan aktor terbaik juga diraih dalam Festival Artefak Universitas Sebelas Maret (UNS) yang telah menunjukkan konsistensi mereka dalam dunia seni peran.
Antusiasme Penonton
Sumber: