Aktif Dorong Kesetaraan bagi Mahasiswa Difabel, Antarkan Callan Raih Anugerah Diktisaintek
Callan Rahmadyvi Triyunanto, saat menerima penghargaan sebagai mahasiswa dengan kontribusi MSIB Terbaik pada ajang Anugerah BELMAWA oleh Diktisaintek 2024-Istimewa-
LOWOKWARU, DISWAYMALANG,ID--Salah satu penerima Anugerah Diktisaintek 2024 dari Universitas Brawijaya (UB) adalah Callan Rahmadyvi Triyunanto. Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UB ini meraih penghargaan katagori Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Terbaik dalam ajang Anugerah Pembelajaran Kemahasiswaan.
Penghargaan bagi mahasiswa teman tuli tersebut menjadi salah satu dari tujuh penghargaan yang diraih UB dalam ajang penghargaan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi tersebut (Kemdiktisaintek).
BACA JUGA:Keren! UB Borong Tujuh Penghargaan Anugerah Diktisaintek 2024
Aktivitas MSIB yang mengantarkan Callan meraih anugerah tersebut adalah yang dia lakukan dalam dua batch. Alumnus SMAN 6 Jakarta ini mengikuti program MSIB ini pada Agustus 2023 dalam batch 5 dan melanjutkan ke batch 6 pada Februari 2024.
Dia magang di detik.com sebagai content writer. Pada saat bersamaan dia juga studi independen tentang digital marketing di B-One Corporation.
Dalam program magang ini, dia menunjukkan prestasi dengan terpilih sebagai tribe leader. Ini adalah sebuah posisi yang setara dengan ketua angkatan untuk salah satu mitra MSIB.
Dalam peran tersebut, Callan berperan aktif membantu mahasiswa lain memahami program ini. Termasuk, menjawab pertanyaan di akun Instagram resmi Magang Merdeka dan Kampus Merdeka.
Callan memandang MSIB sebagai peluang besar bagi mahasiswa difabel, untuk mendukung implementasi Undang-Undang Penyandang Disabilitas No. 8 Tahun 2016. “Harapannya, program ini bisa memberikan lebih banyak kesempatan bagi mahasiswa difabel sehingga mereka juga bisa merasakan pengalaman magang seperti mahasiswa lainnya,” ungkapnya dalam wawancara dengan Disway Malang pada Minggu, (15/12).
Inspirasi Ayah
Saat kecil, Callan menjalani pendidikan di Taman Kanak-Kanak Luar Biasa (TKLB) Tuna Rungu Santi Rama, Jakarta. Dia kemudian melanjutkan ke sekolah umum dan mulai menghadapi tantangan adaptasi yang besar.
Kehilangan ayahnya pada tahun 2010 menjadi momen yang membentuk tekadnya untuk terus berprestasi. Dia terus mengingat pesan sang ayah bahwa pendidikan adalah kunci utama kesuksesan.
Masuk Universitas Brawijaya, Callan aktif dalam berbagai kegiatan, termasuk menjadi asisten praktikum untuk mata kuliah Dasar Jurnalistik. Dalam perannya, dia mengajar teknik peliputan dan penulisan berita kepada 45 mahasiswa teman dengar dengan didukung oleh Pendampingan Layanan Disabilitas (PLD) UB.
Di luar akademik, Callan merupakan founder dari akun Instagram edukasi @kelas.isyarat, yang menjadi platform untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan industri mengenai bahasa isyarat serta isu-isu disabilitas. Akun ini menjadi sarana bagi Callan untuk terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya inklusivitas.
Callan berpartisipasi aktif saat menjadi juru bahasa isyarat untuk mengedukasi peserta pada kegiatan Tazokraf yang bertempat di Alun-alun Merdeka Kota Malang pada Minggu (15/12)-Metta/Disway Malang-
Sumber: