Soal Pekerjaan, Milenial Pilih WFA, Gen Z Lebih Suka Beban Kerja Ringan
work life balance ala generasi muda--pinterest
KOTA MALANG, DISWAYMALANG.ID-- Dalam memilih atau bertahan di sebuah perusahaan, generasi milenial dan Z sangat mempertimbangkan sejauh mana perusahaan tersebut mendukung keseimbangan hidup mereka. Mereka cenderung mencari lingkungan kerja yang fleksibel, menawarkan program kesejahteraan karyawan, dan menghargai waktu pribadi. Hal ini menunjukkan bahwa work-life balance telah menjadi faktor penentu utama dalam keputusan karier generasi muda.
Sebuah survei yang dilakukan oleh Populix mengungkap fakta menarik bahwa sebagian besar milenial (75,5%) dan gen Z (68,4%) masih bekerja penuh waktu di kantor. Kondisi ini mengakibatkan mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka di luar rumah, sehingga mengurangi waktu yang bisa mereka habiskan bersama keluarga. Hal ini semakin memperkuat temuan sebelumnya bahwa kedua generasi ini sangat menghargai waktu bersama keluarga.
Hasil survei Populix juga menunjukkan bahwa sebagian besar milenial (56,2%) dan gen Z (65%) memandang work-life balance sebagai kesempatan untuk memiliki waktu khusus bagi hobi dan olahraga. Ini menunjukkan bahwa kedua generasi ini menyadari pentingnya memiliki waktu untuk diri sendiri guna mengembangkan minat dan bakat, serta menjaga kesehatan fisik dan mental.
Meskipun sama-sama menginginkan work-life balance, generasi milenial dan gen Z memiliki pandangan yang sedikit berbeda mengenai bentuk keseimbangan yang ideal. Survei menunjukkan bahwa hampir setengah dari milenial (45,6%) melihat sistem kerja dari mana saja work from anywhere (WFA) sebagai cara utama untuk mencapai keseimbangan hidup kerja. Sementara mayoritas gen Z (50,1%) lebih mementingkan beban kerja yang ringan.
Meskipun persentasenya berbeda, baik milenial maupun gen Z setuju bahwa mengurangi atau menghilangkan lembur dapat meningkatkan keseimbangan hidup kerja. Namun, generasi Z (20%) cenderung lebih banyak yang memiliki pandangan ini dibandingkan dengan milenial (14,7%).
Berdasarkan hasil survei, dapat disimpulkan bahwa individu merasa memiliki keseimbangan hidup kerja yang baik ketika mereka memiliki fleksibilitas waktu yang cukup untuk menjalankan aktivitas di luar pekerjaan. Dengan kata lain, work-life balance tercapai saat seseorang dapat membagi waktu antara tuntutan pekerjaan dan kepentingan pribadi secara efektif.
Sumber: populix