Mahasiswa Seni Rupa UM Gelar Pameran dengan Tema Ramayana sampai Judi Online
Harta Terakhir-Metta/Disway Malang-
BELIMBING, DISWAYMALANG.ID— Fenomena maraknya judi online menjadi salah satu subtema pameran seni rupa dengan tajuk “Kalamangsa" yang digelar di Lantai 4, Gedung Malang Creative Center (MCC), Blimbing, Kota Malang, 18-20 November 2024. Keseluruhan ada lima subtema dalam pameran karya para mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Malang (UM) ini.
Selain judi online, empat sub tema lain masing-masing adalah Keindahan Anggrek Vanda Lombokensis, Fenomena Ironi Ojek Online, Epos Ramayana, dan Tokoh Pewayangan Pandawa Lima.
Kelima subtema ini merupakan karya tugas akhir dari mahasiswa Pendidikan Seni Rupa UM angkatan 2020. Melalui berbagai gagasan kreatif, para mahasiswa berupaya menuangkan ide-ide unik ke dalam karya seni yang tidak hanya estetik, tetapi juga memiliki makna mendalam.
Sub tema judi online ditampilkan melalui karya Seto Pramudyo. Mahasiswa Prodi Seni Rupa ini menuangkan keresahannya terhadap dampak psikologis fenomena ini ke dalam enam karya lukisan dengan bahan cat akrilik. Enam lukisan itu diberi judul masing-masing: Halusinasi, Mimpi Indah, Sakau, Harta Terakhir, Sampah Masyarakat, dan Sesal.
Berikut gambaran karya lukis dengan sub tema lain:
1. Keindahan Anggrek Lombokensis
Karya dari Nanda Safira Azie, berfokus pada eksplorasi penggunaan media plexiglass sebagai bahan utama menciptakan dekorasi interior dengan tema Anggrek Vanda Lombokensis, yang merupakan salah satu anggrek khas Indonesia yang hanya dapat ditemukan di Taman Nasional Tambora, pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Fading Hope -Metta/Disway Malang-
Karya ini merupakan karya pertama penerapan seni pada media plexiglass oleh mahasiswa Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Malang (UM).
2. Fenomena Ironi Ojek Online
Terinspirasi pada pengalaman di masa lalu, Walyudin Mustofa menuangkan perasaannya dalam ekspresi seni lukis yang bertajuk “Fenomena Ironi Ojek Online”.
Berawal dari keresahan yang ia rasakan selama menjadi driver ojek online, kemudian ia melukis sebuah kritik untuk masyarakat tentang apa yang driver ojek online rasakan selama bekerja. Tujuannya agar masyarakat luas menghargai setiap pekerjaan yang ada, salah satunya menjadi driver ojek online.
Paradox Mutualisme -Metta/Disway Malang-
Karya yang menggunakan teknik pensil di atas kanvas ini terbagi menjadi enam karya, yaitu Bayang Gelisah, Akurat Semburat, Raping Time, Pilah Dimensi, Flawed Innovation, dan Paradox Mutualisme.
3. Epos Ramayana
Ramayana merupakan epos yang sangat terkenal dari belahan negara India, kemudian tersebar dan berkembang hingga ke Asia Tenggara. Kecintaan Mochammad Taufik Tafakhur pada karya sastra klasik ini, membuatnya terinsipirasi untuk menjadi sebuah karya visual yang mengagumkan dengan perpaduan antara kisah klasik dengan ilustrasi modern.
Burn It All (kanan) dan The Rings -Metta/Disway Malang-
Melalui teknik lukis digital yang menarik, karya ini mengekspresikan perasaan dan makna-makna mendalam sehingga menghasilkan pesan moral yang kuat di dalamnya. Adapun urutan kisah dari karya Epos Ramayana, antara lain Lies Expose, The Beginning of Flame, Celestial Tragedy, The Rings, Burn It All, serta kisah terakhir, Downfall.
5. 5. Tokoh Pawayangan Pandawa Lima.
Terinspirasi dari kisah pandawa lima, yang merupakan tokoh utama dari kisah Mahabharata, sebuah epos besar dari India yang juga menjadi bagian penting dalam cerita pewayangan Indonesia. Dandi Tri Wijaya, membuat sebuah karya yang tak kalah menariknya dengan menerapkan lukisan pada media kain.
Tema ini terbagi menjadi 5 karya, yaitu Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa. Nama pandawa 5 pada karakter lukisan, mewakili nilai-nilai luhur yang dapat menjadi pedoman bagi kehidupan manusia sehari-hari. (*)
Sumber: