KPK Soroti Daerah Penghasil Tambang tapi Warga Lokal Susah Cari Makan
KPK mengungkap masyarakat di daerah penghasil komoditas pertambangan penduduknya masih miskin/disway.id - ayu novita--disway news network
JAKARTA, DISWAYMALANG.ID–Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap masyarakat di daerah penghasil komoditas pertambangan penduduknya masih miskin. Hal ini disampaikan Kepala Satuan Tugas Koordinasi dan Supervisi KPK Wilayah V Dian Patria.
Ia menjelaskan bahwa masyarakat di wilayah penghasil komoditas tambang biasanya tak dapat keuntungan, sebab kebanyakan dari mereka justru bekerja sebagai petani atau nelayan.
"Yang sering sekali keluhan dari masyarakat khususnya, biasanya daerah-daerah yang kaya tambang justru penduduknya paling miskin," kata Dian dikutip Kamis, 23 Oktober 2025.
"Ya, kenapa? Karena biasanya mereka hidupnya dari petani atau dia nelayan, ya,” sambungnya.
Ia mengatakan bahwa petani atau nelayan, hidup dengan kondisi lingkungan yang rusak tentu membuat mata pencaharian mereka terdampak.
"Sementara pekerja yang ada itu dari luar. Bisa dari luar negeri, bisa dari luar provinsi tersebut. Mereka (penduduk asli daerah) semakin miskin,” tegasnya.
Dian memaparkan ada sejumlah daerah penghasil komoditas tambang tapi penduduknya miskin berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), seperti Weda, Halmahera Tengah, Maluku Utara dan Morosi, Konawe, Sulawesi Tenggara.
“Padahal situ pusat tambangnya ya. Oke, orang bilang di Malut pertumbuhan dua digit, tapi uangnya di mana? Berputar nggak di sana,” ujar Dian.
Ia menerangkan bahwa di wilayah Ternate dan Halmahera warganya masih susah untuk mencari makan.
“Kalau kita ke Ternate masih ada itu ya, orang mengais sampah untuk cari makanan. Silakan lihat di Ternate, susah cari makan ya, apalagi kita bicara di Halmahera,” pungkasnya.
Sumber: disway news network
