Deretan Pondok Pesantren Terbaik di Indonesia: Perpaduan Tradisi, Ilmu, dan Modernisasi
Potret Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor -wikipedia--
MALANG, DISWAYMALANG.ID–Pondok pesantren telah lama menjadi pilar penting dalam sejarah dan perkembangan pendidikan di Indonesia. Tak hanya dikenal sebagai lembaga keagamaan, pesantren juga berperan besar dalam membentuk karakter, moral, dan kepemimpinan generasi muda.
Seiring perkembangan zaman, pesantren terus bertransformasi. Yakni dengan memadukan nilai-nilai tradisi Islam dengan inovasi pendidikan modern.
Berikut deretan pondok pesantren terbaik di Indonesia. Tak hanya unggul dalam ilmu agama, tetapi juga adaptif terhadap kebutuhan zaman.
1. Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur
Didirikan pada 1926 oleh Trimurti atau 3 bersaudara: KH Ahmad Sahal, KH Zainuddin Fannanie, dan KH Imam Zarkasyi. Pondok Modern Darussalam Gontor telah menjadi simbol pesantren modern di Indonesia.
Gontor mengusung sistem pendidikan berbasis disiplin, kemandirian, dan internasionalisasi ilmu. Bahasa Arab dan Inggris digunakan sebagai bahasa pengantar harian. Menjadikan alumninya mudah beradaptasi di dunia global.
Selain pendidikan agama, santri Gontor juga dididik untuk menguasai ilmu umum dan kepemimpinan. Banyak tokoh nasional, seperti KH Hasyim Muzadi dan Din Syamsuddin, merupakan alumni pesantren tersebut. Gontor juga menjadi inspirasi bagi lahirnya banyak pesantren modern lain di seluruh Indonesia.
2. Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur

Potret Pondok Pesantren Sidogiri di masa lalu.-sidogiri.net---
Pesantren Sidogiri merupakan salah satu pesantren tertua di Indonesia. Pesantren tersebut berdiri sekitar tahun 1745.
Ciri khas Sidogiri terletak pada kemandirian ekonominya. Melalui Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) dan berbagai unit usaha, Sidogiri berhasil menjadi contoh pesantren yang mampu berdikari. Tanpa bergantung pada bantuan pemerintah.
Sistem pendidikannya tetap mempertahankan tradisi salafiyah. Atau berfokus pada pendalaman kitab kuning. Namun, tetap membuka ruang bagi pengembangan keterampilan santri.
Filosofi Sidogiri menekankan pentingnya moralitas, kejujuran, dan tanggung jawab sosial. Itu menjadi bekal penting bagi para alumninya di masyarakat.
3. Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur

Menag Nasaruddin Umar saat meninjau pelaksanaan program MBG di PP Tebuireng, Jombang.-Kemenag---
Pesantren Tebuireng didirikan oleh KH Hasyim Asy’ari pada 1899. Dan dikenal sebagai pesantren pelopor gerakan Nahdlatul Ulama (NU).
Pesantren itu memainkan peran besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Terutama dalam pembentukan karakter nasionalisme santri.
Kini, Tebuireng terus berkembang dengan membuka lembaga pendidikan formal. Mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.
Pesantren itu dikenal dengan tradisi ilmiahnya yang kuat. Serta integrasi antara pendidikan agama dan pengetahuan umum.
4. Pesantren Lirboyo, Kediri

Ponpes Lirboyo, Kediri. --santri.web.id----
Pesantren Lirboyo merupakan salah satu pusat pendidikan Islam terbesar di Indonesia dengan jumlah santri mencapai puluhan ribu.
Berdiri pada 1910, pesantren itu terkenal dengan pengajaran kitab kuning dan tradisi "ngaji bandongan" yang kuat.
Meskipun berpegang teguh pada sistem salafiyah, Lirboyo tetap terbuka terhadap inovasi di bidang manajemen pendidikan.
Kedisiplinan dan ketawadhuan menjadi nilai utama. Nilai yang terus diwariskan dari generasi ke generasi. Santri Lirboyo dikenal memiliki kemampuan tinggi dalam ilmu fiqih, bahasa Arab, dan dakwah.
5. Pondok Pesantren Langitan, Tuban, Jawa Timur
Didirikan sekitar tahun 1852 oleh KH Muhammad Nur, Pondok Pesantren Langitan dikenal luas karena keteguhannya dalam menjaga tradisi keilmuan Islam klasik.
Santri di Langitan dibina untuk memiliki akhlak mulia, keilmuan mendalam, dan kecakapan berdakwah. Selain kegiatan belajar, Langitan juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan dakwah masyarakat.
Kegiatan keagamaan seperti pengajian umum dan khataman kitab rutin digelar. Menandakan pesantren tersebut bukan hanya tempat menuntut ilmu. Tetapi juga pusat kehidupan spiritual masyarakat sekitar.
Keberadaan pesantren di Indonesia tidak hanya menjadi bagian dari sistem pendidikan. Tetapi juga penjaga moralitas bangsa.
Di tengah arus globalisasi yang semakin kuat, pesantren membuktikan bahwa tradisi bisa berjalan berdampingan dengan kemajuan.
Dari Gontor yang modern hingga Sidogiri yang salaf, semuanya berkontribusi menjaga akar budaya dan nilai-nilai Islam Nusantara.
Sebagaimana diungkapkan oleh Kementerian Agama RI (2024). Bahwa pesantren kini diakui sebagai lembaga pendidikan formal dengan kontribusi besar terhadap pembangunan karakter bangsa.
Dengan jumlah lebih dari 36 ribu pesantren di Indonesia, peran santri dan pesantren akan terus relevan dalam membentuk generasi berilmu dan berakhlak.
Sumber: harian.disway.id
