Polda Metro Jaya Ungkap Identitas terkait Penangkapan Pemilik Akun Bjorka
Penyidik Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya masih terus mendalami kasus dugaan kebocoran dan penyalahgunaan data pribadi yang menyeret nama hacker Bjorka. (Rafi Adhi Pratama)--disway news network
JAKARTA, MALANGDISWAY.ID – Penyidik Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya masih terus mendalami kasus dugaan kebocoran dan penyalahgunaan data pribadi yang menyeret nama hacker Bjorka. Proses penyelidikan difokuskan untuk menelusuri aliran keuntungan yang diperoleh pelaku serta kesamaan nama yang muncul dalam perkara tersebut.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Brigjen Pol Ade Ary Syam Indradi mengatakan pihaknya berkomitmen penuh dalam mengusut kasus ini. "Penyidik berkomitmen untuk melakukan pendalaman terus demi melindungi warga," katanya kepada awak media, Jumat, 3 Oktober 2025.
Ade Ary juga mengingatkan masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam membagikan informasi pribadi, baik di dunia nyata maupun digital. Pasalnya, modus penipuan kerap dilakukan dengan berpura-pura menjadi pihak resmi.
"Banyak modus dilakukan, ada yang menelpon mengaku dari instansi pemerintah, ada juga yang mengaku dari bank untuk meminta data pribadi. Masyarakat harus waspada dan selalu melakukan konfirmasi ke nomor resmi instansi atau bank terkait," terangnya.
Proses Hukum bagi Penyalahguna Data
Polda Metro Jaya menegaskan, jika ditemukan oknum yang menyalahgunakan data pribadi masyarakat hingga menimbulkan kerugian, maka tindakan tegas akan diambil sesuai prosedur hukum.
"Apabila ada yang merugikan masyarakat, pasti akan diproses. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir, penyidikan masih terus berjalan," paparnya.
Diketahui, Direktorat Siber Polda Metro Jaya masih mendalami dugaan keterkaitan hacker berusia 22 tahun yang ditangkap baru-baru ini dengan sosok peretas bernama Bjorka yang sempat menghebohkan Indonesia pada 2020.
Wadirsiber Polda Metro Jaya, AKBP Fian Yunus mengatakan penyidik belum dapat memastikan apakah pelaku yang kini diamankan identik dengan Bjorka atau akun Opposite6890 yang kala itu ramai diburu kepolisian.
"Mungkin, apakah Bjorka 2020 mungkin, apakah dia Opposite6890 yang dicari-cari, mungkin. Karena di internet everybody can be anybody. Jadi itu masih dalam penyelidikan," bebernya.
Menurutnya, kepolisian membutuhkan pendalaman lebih lanjut untuk memastikan identitas asli pelaku di balik berbagai akun dunia maya tersebut.
"Setiap orang bisa jadi siapa saja di internet, kita perlu pendalaman bukti-bukti, baik data maupun jejak digital," terangnya.
Motif Uang, Jual Data Puluhan Juta di Dark Forum
Kasubdit IV Ditreskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Herman Edco menambahkan, motif utama pelaku adalah uang. Ia mengklaim pernah mencoba memeras sebuah bank, namun gagal setelah pihak bank memilih melapor ke polisi.
"Faktanya, terhadap kasus yang kita tangani ini, pemerasan belum terjadi. Jadi motifnya masalah kebutuhan, masalah uang. Segala sesuatu yang dia kerjakan sementara ini untuk mencari uang," jelasnya.
Dari hasil pemeriksaan, pelaku mengaku melakukan aksinya seorang diri sejak 2020. Data pribadi yang dijual beragam, mulai dari data perusahaan hingga kesehatan.
Setiap transaksi bisa bernilai puluhan juta rupiah, tergantung kelangkaan data yang diperdagangkan. "Dia melakukan segala sesuatunya sendiri. Pengakuannya, sekali jual data bisa dapat puluhan juta, tergantung pembeli di dark forum," bebernya.
Hacker Otodidak, Lulusan SMK
Fian menegaskan, pelaku bukanlah ahli IT. Ia hanya lulusan SMK yang tidak melanjutkan sekolah, lalu mempelajari teknik peretasan secara otodidak melalui komunitas daring.
"Sehari-hari dia tidak ada pekerjaan, hanya di depan komputer. Sejak 2020 dia sudah mengenal komunitas dark web dan dark forum, dari situ dia belajar mencari uang di dunia maya," ungkapnya.
Polisi Imbau Korban Lapor
Kasubdit Penmas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak, menjelaskan alasan kepolisian masih berhati-hati dalam menyebut keterkaitan pelaku dengan Bjorka.
"Kenapa jawabannya tadi mungkin, Karena penyidik tidak boleh berandai-andai. Segala sesuatu harus jelas alat buktinya. Makanya jawabannya masih mungkin," ucapnya.
Ia juga mengimbau masyarakat atau institusi yang pernah merasa menjadi korban kebocoran data oleh akun Bjorka atau Bjorkanesia untuk melapor ke Polda Metro Jaya.
Sumber: disway news network
