1 tahun disway

Sempat Terhambat COVID-19, Mahasiswa Difabel Ini Bangkit Berkat Dukungan UB

Sempat Terhambat COVID-19, Mahasiswa Difabel Ini Bangkit Berkat Dukungan UB

Andi Zulfajrin Syam, S.IP--prasetya.ub.ac.id

Sejak kelas 2 SMA, Farjin telah mengidam-idamkan UB untuk tujuannya sekolah. Dia menjadikan UB sebagai pilihan pertama dan satu-satunya pada saat mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri, di tahun 2017.

“Karena saya pernah dengar UB punya PSLD, ditambah lagi ada informasi dari Forda Makassar yang juga mempromosikan UB, dari situ saya semakin tertarik untuk sekolah di sini," ungkapnya.

Kuliah di UB, menurut Fajrin, bukan hanya sekadar memberikan layanan, tapi juga kebutuhan. “Di UB bukan hanya soal adanya regulasi tapi juga cinta kasih," ujarnya.

Fajrin mengatakan, disabilitas butuh dimengerti. Dia mengaku mendapatkan apa yang dibutuhkan itu di UB, dengan  diberi kesempatan untuk bicara apa yang  dibutuhkan. 

Dia menilai,  UB sudah menuju sangat inklusif. "Dan ketika di luar sana, saya selalu berbangga kampus saya punya PLD, kampus saya punya pendampingan dan kampus saya adalah salah satu pelopor kampus inklusi di Indonesia”, tuturnya penuh semangat.

Pencapaiannya Pasca Lulus

Selama rentang tiga tahun ini, Fajrin aktif dalam berbagai kegiatan. Ia pernah menjadi atlet Show Down atau tenis meja untuk tunanetra mewakili Kabupaten Maros di Pekan Paralympic Provinsi Sulawesi Selatan di tahun 2022. Dia juga pernah mewakili Provinsi Papua sebagai atlet Judo dalam Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2024.

Di bidang disabilitas, dia pernah mengajar di sebuah sekolah luar biasa di Makassar salama 1 semester. Mboisnya, dia juga menjadi kontributor aktif dalam solidernews.com, portal berita yang mengusung isu-isu disabilitas.

Fajrin adalah salah satu, bahkan satu-satunya penerima beasiswa unggulan sejak semester 1, yang juga disabilitas. Selain itu, dia juga tercatat sebagai alumni Peningkatan Pemahaman Hak Konstitusional Warga Negara bagi Formasi Disabilitas dari Pusat Pendidikan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Dia juga aktif sebagai pengurus DPD Persatuan Tunanetra Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan.

Ketika ditanya langkah setelah ini, dengan yakin Fajrin menjawab ingin mendaftar beasiswa LPDP. “Salah satu tujuan saya ke UB juga, di Program Magister Kajian Wanita, karena ada kajian disabilitas. Tapi, kalau UB mau membuka lowongan bagi teman-teman disabilitas, terbuka juga, sih”, kelakarnya. 

Ia pun menyarankan UB untuk membuka peluang kerja terkait disabilitas bagi penyandang difabel. “Karena yang paling tahu tentang disabilitas adalah disabilitas. Dan there’s nothing about us without us, and no one left behind”, ujar pria asli Makassar ini.

“Jangan ragu, jangan takut, cobalah melangkah. Karena yang terkadang membuat susah adalah pikiran yang terlalu panjang. Jika tidak bisa melangkah banyak, cobalah satu langkah setiap hari, niscaya akan sampai di titik tujuan. Mari lampaui pikiran kita, karena ketika kita berpikir positif, maka alam akan memberikan jalan dan membantu kita”, pungkas ayah dari dua anak ini. (*)

Sumber: prasetya.ub.ac.id