1 tahun disway

Anak-anak MDC Surabaya Belajar Budaya Jawa di Kampung Budaya Polowijen

Anak-anak MDC Surabaya Belajar Budaya Jawa di Kampung Budaya Polowijen

--

POLOWIJEN, DISWAYMALANG.ID – Kampung Budaya Polowijen (KBP) kembali menjadi ruang belajar lintas generasi. Kamis (21/8/2025), puluhan siswa Sekolah Masa Depan Cerah (MDC) Surabaya mengikuti kegiatan edukasi budaya Jawa dengan beragam aktivitas, mulai dari tembang dolanan, Tari Topeng Malangan, hingga membuat kue serabi.

Sejak tiba di lokasi, para siswa disambut oleh budayawan KBP, Syamsul Subakri atau akrab disapa Mbah Karjo, yang mengajarkan tembang Dayoh-dayohan dan Salam Isuk-isuk Sugeng Enjing. Lagu-lagu tradisional ini mengandung pesan tentang keramahan dan penghormatan kepada tamu. Anak-anak juga diajak bermain berbagai permainan dolanan klasik, seperti Pitik Walik Jambu, Dol Tinuku, Manuk Endro, hingga Kodok Ngorek.

“Terima kasih telah mengajarkan budaya Jawa yang penuh makna. Tembang dolanan bisa menjadi inspirasi bagi kami untuk diajarkan kembali kepada siswa,” kata Reza Christin, guru kelas 2 MDC yang turut mendampingi murid.

Menurut Mbah Karjo, tembang dolanan bukan sekadar lagu anak-anak, melainkan sarana pendidikan moral dan sosial. “Tembang ini mencerminkan pentingnya keramahan, kerja keras, kerendahan hati, dan gotong royong, sekaligus melestarikan bahasa Jawa,” ujarnya. Saat ini ia mengoleksi lebih dari 50 tembang dolanan Jawa.

Kegiatan semakin meriah dengan penampilan Tari Topeng Malangan “Grebeg Sabrang” oleh penari muda KBP, Sabrina Nava dan Aurelia Rachel. Tidak hanya menonton, anak-anak juga antusias ikut menari bersama dengan sampur merah dan kuning.

Di sesi akhir, anak-anak diajak masuk ke pawon tradisional untuk belajar membuat kue serabi bersama pengrajin kuliner KBP. Mereka juga menikmati aneka jajanan pasar khas, seperti polopendem, lopis, klepon, dan dawet yang disajikan dalam besek bambu.

BACA JUGA:Ariel Noah, Piyu Padi hingga Penyanyi Senior Vina Panduwinata Bahas Polemik Royalti dengan DPR

Kepala KBP menegaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga media pembelajaran budaya yang memperkuat identitas lokal. “Anak-anak diajak meresapi nilai luhur budaya Jawa: keramahan, kebersamaan, kreativitas, serta kecintaan pada lingkungan,” jelasnya.

Kunjungan MDC Surabaya menambah panjang daftar sekolah yang menjadikan KBP sebagai destinasi edukasi budaya. Hal ini sekaligus memperkuat peran KBP sebagai pusat pelestarian budaya Jawa di Malang. (ab)

Sumber: