1 tahun disway

Fenomena Kemarau Basah Terjadi di Jawa Timur, BMKG: Kemarau tapi Curah Hujan Masih Tinggi

Fenomena Kemarau Basah Terjadi di Jawa Timur, BMKG: Kemarau tapi Curah Hujan Masih Tinggi

Ilustrasi kemarau basah--Riana Setiawan

MALANG, DISWAYMALANG.ID-- Masyarakat Jawa Timur tengah menghadapi fenomena kemarau basah pada tahun 2025, sebuah kondisi cuaca yang tak lazim di mana curah hujan tetap tinggi meskipun telah memasuki musim kemarau.

Menurut penjelasan dari Maksum Purwanto, S.Si selaku Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Jaw timur, fenomena kemarau basah bukan berarti tidak ada musim kemarau, melainkan musim kemarau yang tetap disertai curah hujan di atas normal.


Maksum Purwanto, S.Si selaku Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Jaw timur--Istimewa

"Kemarau itu umumnya kita kenal sebagai kondisi tanpa hujan, tapi menurut BMKG musim kemarau artinya curah hujannya di bawah ambang batas tertentu, bukan benar-benar tanpa hujan. Nah, kemarau basah terjadi saat hujan tetap tinggi di tengah musim kemarau yang biasanya panas dan kering," jelas Maksum saat diwawancarai redaksi tim Disway Malang 

BACA JUGA:Bupati Malang Hadiri Munas VI APKASI, Juga Bahas Perdagangan Karbon

Bukan Dampak El Nino dan La Nina

Tahun ini, fenomena seperti El Nino dan La Nina serta Indian Ocean Dipole (IOD) tidak terlalu signifikan pengaruhnya. 

Menurut Maksum, yang lebih berperan adalah anomali cuaca musiman akibat gelombang atmosfer.

"Yang menonjol sekarang adalah Madden-Julian Oscillation (MJO) dan Ekuator Rossby Wave. Mereka ini memicu pola hujan yang tidak stabil. Jadi bukan karena La Nina atau El Nino seperti tahun-tahun sebelumnya," imbuhnya.

Wilayah Selatan Jawa Timur Paling Terdampak

Fenomena kemarau basah ini paling dirasakan di wilayah selatan Indonesia, termasuk Jawa Timur. 

Beberapa daerah yang awalnya sudah memasuki musim kemarau sejak April, justru kembali diguyur hujan secara merata pada pertengahan Mei.

"Kalau kita lihat, hampir seluruh wilayah Jawa Timur terdampak. Bahkan fenomena ini juga dominan terjadi di wilayah selatan Indonesia. Wilayah utara relatif lebih normal," terang Maksum.

BMKG memperkirakan intensitas hujan akan mulai mereda pada bulan Juni, dan puncak musim kemarau diprediksi terjadi pada Agustus 2025.

Dampak Positif dan Negatif Kemarau Basah

Fenomena ini memberikan efek yang beragam bagi masyarakat, terutama di sektor pertanian. 

Petani yang menanam tanaman pangan bisa diuntungkan karena tidak perlu biaya tambahan untuk irigasi. 

Sumber:

Berita Terkait