1 tahun disway

Sendratari “Rajut Asmara Bumi Tumapel” Hidupkan Kembali Legenda Ken Arok–Ken Dedes di Festival Singhasari 2025

Sendratari “Rajut Asmara Bumi Tumapel” Hidupkan Kembali Legenda Ken Arok–Ken Dedes di Festival Singhasari 2025

Sendratari Rajut Asmara Bumi Tumapel memvisualkan legenda Ken Arok–Ken Dedes secara modern di Festival Singhasari 2025, menonjolkan sejarah, seni, dan budaya lokal.-Martinus Ikrar Raditya-Disway Malang

Pertunjukan ini semakin kuat secara artistik karena digarap dan diperankan oleh Duta Budaya Kota Malang 2025, Duta Budaya 2024, serta Duta Budaya Remaja 2025–2024. Keterlibatan para generasi Z ini menghadirkan interpretasi generasi muda terhadap sejarah dan legenda lokal, sekaligus menjadi bukti upaya regenerasi pelestarian budaya di Kota Malang.

Sendratari “Rajut Asmara Bumi Tumapel” menutup Festival Singhasari 2025 dengan pesan bahwa legenda bukan sekadar masa lalu. Melainkan medium refleksi budaya yang hidup. Rangkaian cerita Tunggul Ametung, Ken Dedes, dan Ken Arok disajikan bukan sebagai kepastian sejarah, tetapi sebagai warisan naratif yang terus berkembang.

Pertunjukan ini berhasil membuktikan bahwa dengan pengemasan kontemporer, kisah-kisah kuno dapat kembali menjadi jembatan antara generasi. Menghidupkan kembali identitas budaya, sembari memberi ruang bagi kreativitas dan interpretasi modern.

Sumber: