Kupas Tuntas 9 Mitos Sunscreen: Dari SPF Tinggi hingga Pemakaian Saat Mendung
Ilustrasi penggunaan sunscreen--foto: cancercenter.com
MALANG, DISWAYMALANG.ID--Meski penggunaan sunscreen sudah semakin dikenal luas, masih banyak mitos dan informasi keliru yang beredar di masyarakat. Beberapa mitos ini bisa membuat orang ragu untuk memakai sunscreen dengan benar, padahal perlindungan dari sinar ultraviolet (UV) tetap krusial.
Berikut pembahasan sembilan mitos yang sering muncul, beserta fakta ilmiahnya.
1. SPF Tinggi Berarti Bisa Dipakai Sekali dan Tahan Seharian
SPF yang tinggi tidak membuat sunscreen lebih lama bertahan kalau tidak diaplikasikan ulang secara berkala. Sunscreen harus dioles ulang sekitar setiap dua jam, serta setelah berkeringat atau terkena air untuk tetap efektif.
2. Sunscreen Tidak Perlu Dipakai Saat Mendung
Sinar ultraviolet, terutama UVA, masih bisa menembus awan hingga 80% atau lebih. Artinya, meskipun matahari tidak terlihat, kulit tetap terpapar radiasi UV yang bisa menyebabkan penuaan dini hingga risiko kanker kulit. Jadi, baik cerah maupun mendung, sunscreen tetap penting untuk perlindungan harian.
3. Baju Biasa Sudah Cukup Melindungi Dari Sinar UV
Tidak semua pakaian mampu memblokir sinar UV kuat. Kain tipis atau warna terang bisa bocor terhadap sinar UV. Untuk perlindungan maksimal, disarankan menggunakan pakaian dengan label UPF (Ultraviolet Protection Factor) dan melengkapi dengan sunscreen.
4. SPF 100 Jauh Lebih Baik Daripada SPF 30
Kenaikan proteksi antara SPF 30 dan SPF 50 atau 100 relatif kecil. Misalnya, SPF 30 memblokir sekitar 97% sinar UVB, sedangkan SPF 50 sekitar 98%, dan SPF 100 sekitar 99%. Perbedaannya sangat kecil, lebih penting memastikan pemakaian cukup banyak dan rutin reapply, daripada hanya mengandalkan angka SPF tinggi.
5. Sunscreen Mencegah Tubuh Menyerap Vitamin D
Walau sunscreen memblokir sebagian sinar UVB yang merangsang produksi vitamin D, dalam praktik sehari-hari penggunaan sunscreen tidak mencegah seluruh paparan UV. Tubuh masih bisa memperoleh vitamin D dari sumber lain seperti makanan dan paparan matahari terbatas.
6. Sunscreen Bersifat Anti Air Tanpa Perlu Dioles Ulang Setelah Berenang atau Berkeringat
Tidak ada sunscreen yang benar-benar waterproof menurut standar regulasi. Produk yang diklaim water-resistant tetap harus diaplikasikan ulang setelah berenang, berkeringat, atau menyeka tubuh agar perlindungan tetap optimal.
7. Orang Dengan Kulit Gelap Tidak Perlu Sunscreen
Melanin memang memberi perlindungan alami terhadap sinar UV, tapi tidak cukup untuk mencegah kerusakan kulit. Meskipun kulit gelap memiliki pigmen melanin lebih banyak yang sedikit membantu proteksi alami, namun tetap rentan terhadap kerusakan kulit, penuaan dini, dan risiko kanker kulit. Semua jenis kulit memerlukan perlindungan UV.
8. Sunscreen Dapat Menyebabkan Kanker atau Racun bagi Tubuh
Isu bahwa sunscreen mengandung bahan kimia berbahaya yang menyebabkan kanker seperti oxybenzone tidak didukung bukti ilmiah yang kuat. Menurut penelitian, faktor risiko kanker kulit lebih banyak berasal dari paparan sinar UV berlebihan tanpa perlindungan. Kesalahan penggunaan atau kontaminan minor bukan bukti bahwa sunscreen itu berbahaya secara umum.
9. Cukup Memakai Sunscreen Sekali Sehari, Sebelum Keluar Ruangan
Sunscreen memang melindungi kulit setelah dipakai, tapi perlindungan itu tidak bertahan selamanya. Perlindungan yang diberikan oleh sunscreen akan berkurang seiring waktu saat terkena sinar matahari, gesekan, keringat, atau air. Maka aplikasi ulang setiap dua jam sangat disarankan agar efektivitas tetap terjaga.
BACA JUGA:9 Strategi Belajar Pintar untuk Mahasiswa Baru Menjelang Ujian Semester
Mitos-mitos di atas sering membuat orang ragu atau malas menggunakan sunscreen secara benar. Padahal, perlindungan UV adalah bagian penting dari perawatan kulit dan pencegahan penyakit kulit. Dengan memahami perbedaan mitos dan fakta, setiap orang bisa mengambil langkah bijak dalam memilih dan menggunakan sunscreen.
Sumber: massgeneralbrigham.org
