1 tahun disway

WFH tapi Dianggap Pengangguran, Ini Cara Ampuh Biar WFH Dianggap “Kerja Beneran” oleh Orang Tua

WFH tapi Dianggap Pengangguran, Ini Cara Ampuh Biar WFH Dianggap “Kerja Beneran” oleh Orang Tua

-pinterest-

4. Tampilkan Timer Fokus di TV Ruang Tengah

Kalau ruangan kerja tidak bisa dikunci, atau sering harus kerja di area umum rumah, mainkan strategi visual. Gunakan smart TV atau monitor besar untuk menampilkan timer fokus kerja.

Misalnya: pasang countdown 60 menit dengan tulisan besar “Jam Kerja Sedang Berlangsung” di TV ruang tengah. Dengan begitu, setiap yang lewat bisa lihat bahwa sedang ada “sesi serius”. Trik ini ampuh terutama di rumah yang ramai, karena membantu orang rumah menyesuaikan perilaku—setidaknya selama jam timer berjalan.

5. Undang Tetangga atau Saudara untuk Cerita tentang WFH

Kadang, orang tua baru percaya kalau melihat ada orang lain melakukan hal yang sama. Manfaatkan jaringan sosial: undang sepupu, tetangga, atau teman yang juga kerja remote untuk main dan cerita tentang kerjaannya.

Bukan untuk pamer, tapi untuk membuat suasana diskusi netral. Saat orang tua mendengar langsung bahwa WFH itu kerja serius (dan bisa menghasilkan uang beneran), rasa percaya mulai tumbuh. Validasi sosial ini kadang lebih kuat dibanding argumen logis dari anak sendiri.

6. Ajak Orang Tua “Magang Sehari” Melihat Apa yang Dikerjakan

Kalau masih dianggap main-main, coba ajak orang tua duduk bareng selama satu sesi kerja. Bisa saat membuat laporan, meeting, atau bahkan saat menyusun data.

Biarkan mereka lihat betapa pusingnya membaca spreadsheet atau mendengar arahan klien. Kadang satu jam saja cukup untuk membuat mereka lelah dan berkata, “Wah, ternyata kerja juga ya walau di rumah.” Interaksi langsung seperti ini jauh lebih membekas daripada sekadar cerita.

7. Bangun Lebih Pagi dari Siapa Pun di Rumah

Salah satu hal yang membuat WFH diremehkan adalah karena waktu kerja fleksibel. Bangun jam 9, baru kerja jam 10, dianggap seperti belum mulai hidup.

Kalau ingin dihormati sebagai pekerja, mulai dari hal kecil: bangun lebih pagi. Saat orang tua masih di dapur, anaknya sudah siap rapat dengan kopi dan lampu meja menyala. Disiplin waktu seperti ini membangun citra “serius bekerja”—tanpa harus menjelaskan panjang lebar.

8. Sediakan Waktu Khusus untuk Bantu Rumah, Tapi Jangan Di Tengah Jam Kerja

Menolak membantu bukan solusi. Justru itu yang bikin orang tua makin kesel. Tapi bantu di jam kerja pun bikin pekerjaan berantakan. Solusinya: bikin waktu bantuan versi shift.

Tawarkan diri bantu bersih-bersih pagi atau sore, tapi jangan siang saat kerja. Komunikasikan bahwa ada waktu-waktu khusus yang bisa digunakan untuk kontribusi rumah tangga. Ini membangun citra profesional, sekaligus tetap berperan sebagai bagian keluarga.

Sumber: quora