1 tahun disway

Tren Bokek “Keep It Lowkey”, Humor saat Dompet Digital Nipis di Akhir Bulan

Tren Bokek “Keep It Lowkey”, Humor saat Dompet Digital Nipis di Akhir Bulan

Orang Indonesia Berbagi Dompet Kosong di Akhir Bulan dengan Tren ‘Keep It Lowkey’--freepick.com

MALANG, DISWAYMALANG.ID–Warganet dari berbagai kalangan ramai-ramai membagikan tangkapan layar saldo dompet digital yang hampir habis menjelang akhir bulan. Screenshot itu lalu diberi keterangan gambar (caption) “Keep It Lowkey” (jaga agar tetap rahasia, red). Simbol kebersamaan di tengah tekanan finansial menjelang tanggal gajian itu menjadi tren belakangan ini.

Tren bokek dengan humor "Keep It Lowke" Terlihat pada unggahan-unggahan yang beredar di platform X, netizen memperlihatkan screenshot saldo dari aplikasi dompet elektronik seperti BCA Mobile, OVO, GoPay, dan ShopeePay. Jumlah saldo hanya beberapa rupiah.   

Banyak tangkapan layar memperlihatkan angka saldo Rp17, Rp142, Rp1.003 hingga Rp 2.224. Mencerminkan kondisi keuangan kritis menjelang tanggal pembayaran gaji pada 25 atau 30 setiap bulan.

Untuk menjaga privasi, sebagian besar pengguna menyensor nama dan nomor rekening sebelum mengunggahnya. Mereka kemudian menambahkan frasa “Keep It Lowkey” atau “Jaga Kerahasiaan” sebagai sentuhan humor dan sindiran ringan terhadap kesulitan finansial yang dialami bersama.

Unggahan seperti itu sering disertai emotikon tertawa atau komentar jenaka mengenai kemampuan bertahan hidup dengan uang receh.

Situasi saldo menipis sering dipicu oleh pengeluaran bulanan yang tidak dapat ditunda. Seperti biaya sewa rumah atau indekos, cicilan kendaraan, tagihan listrik dan internet, hingga kebutuhan makan.

Meski kondisi tersebut tidak mudah, para warganet justru menjadikannya bahan candaan dan sarana saling menyemangati di tengah tekanan ekonomi dan kenaikan harga kebutuhan pokok.

Beberapa pengguna bahkan membagikan cerita lucu mengenai transaksi kecil bernilai seribu rupiah atau kurang, sementara yang lain menampilkan saldo “lebih besar” seperti Rp 20.000 sebagai bahan gurauan, seolah menggambarkan status ekonomi jauh lebih “mapan” dibandingkan teman-teman mereka.

Respons publik terhadap tren ini sangat beragam, namun umumnya positif. Banyak yang menganggap fenomena tersebut sebagai ruang aman untuk berbagi realitas ekonomi tanpa rasa malu, serta bentuk solidaritas sosial di tengah kehidupan urban yang semakin menuntut. Tren ini juga dianggap sebagai pengingat bahwa semua orang memiliki perjuangannya masing-masing.

Kini, “Keep It Lowkey” bukan lagi sekadar konten humor, tetapi berkembang menjadi narasi kolektif tentang bertahan hidup, saling menguatkan, dan menemukan tawa di tengah kesulitan.

Fenomena ini menunjukkan bahwa dalam kondisi terjepit, masyarakat Indonesia memilih untuk tetap saling mendukung, meski hanya lewat saldo digital recehan.

Sumber: