Lorde Sambut Era Baru, Akan Rilis Album Virgin dan Siap Guncang Dunia
Lorde Dalam Perjalanan Menuju Album Baru "Virgin" Dengan Kerjsama Bersama Produser Ternama!-pinterest-
Dengan Daniel Nigro—yang sukses besar lewat kerja samanya dengan Olivia Rodrigo—di balik layar, bisa jadi Virgin akan punya struktur pop yang kuat tapi tetap eksperimental. Dev Hynes kemungkinan akan menambahkan layer synth dan strings yang melamun.
5. Pola Rilis 4 Tahun Sekali
Lorde merilis album hampir seperti olimpiade: setiap empat tahun. Pure Heroine di 2013, Melodrama di 2017, Solar Power di 2021, dan sekarang Virgin di 2025. Ini bukan kebetulan, tapi tampaknya menjadi pola kreatif yang ia yakini.
Jarak yang jauh ini memberikan ruang eksplorasi, riset, dan pembentukan identitas baru. Tidak hanya dari sisi lirik, tapi juga dari pendekatan musikalnya. Setiap album membawa pendekatan produksi yang berbeda: dari minimalis beat di Pure Heroine, ledakan emosional dalam Melodrama, nuansa akustik tropis di Solar Power, dan kini, raw intimacy di Virgin.
6. Seni Sampul yang Penuh Simbol
Sampul album menampilkan X-ray tulang panggul dengan ritsleting logam di tengah. Terdengar vulgar? Bisa jadi. Tapi dalam konteks Virgin, ini terasa seperti permainan simbol yang cerdas. Tubuh, transparansi, keintiman, dan keterbukaan menyatu dalam satu gambar.
Dari sisi musikal, sampul ini seolah menjadi petunjuk bahwa musiknya akan membongkar apa yang ada di dalam. Seperti X-ray—yang melihat bagian terdalam tubuh manusia—musik di Virgin ingin mengungkap sisi terdalam Lorde yang selama ini tersembunyi. Tidak ada topeng. Tidak ada noise. Hanya isi hati dan suara mentah.
7. Musik Sebagai Alat Pembebasan
“Aku bangga dan takut pada album ini,” tulis Lorde. “Tak ada tempat bersembunyi. Kulepaskan bagian terdalam dari diriku lewat musik, karena aku percaya itu yang membebaskan.” Ini bukan hanya pernyataan promosi. Ini deklarasi eksistensial.
Secara musikal, Virgin tampaknya akan menawarkan sound yang jujur bahkan mungkin minim efek. Vokal Lorde akan dibiarkan mentah, production-nya tidak sibuk, dan liriknya terasa seperti potongan jurnal. Musik bukan lagi medium hiburan, tapi terapi. Sebuah tempat untuk melepaskan ketakutan, trauma, dan harapan.
Ia kembali. Dengan semangat baru, suara yang lebih dewasa, dan konsep yang matang. Virgin bukan sekadar album, tapi semacam ritual penyucian diri.
Ia membuka dirinya, dan mengajak kita membuka diri juga. Bulan Juni jadi momentum yang menggetarkan buat para ‘worshipper’ Lorde.
Sumber: harper bazaar
