Studi di Irlandia, Mahasiswa UMM Kenalkan Batik Indonesia

Kamis 07-11-2024,18:24 WIB
Reporter : Tazqia Aulia Zalzabillah
Editor : Agung Pamujo

LOWOKWARU, DISWAYMALANG.ID-- Ghozi Khamaluddin Daffa, mahasiswa  Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), saat ini tengah menjalani program studi di University College Cork (UCC), yang berlokasi di kota Cork, Irlandia. Kesempatan berharga ini dia peroleh berkat keberhasilannya meraih beasiswa Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA).

Beasiswa bergengsi ini memungkinkan mahasiswa yang akrab disapa Ghoizi ini,  untuk belajar di luar negeri. Sekaligus,  memperluas wawasan akademiknya.

Saat berbagi pengalamannya berkuliah di luar negeri, Ghozi mengaku terkesan dengan suasana perkuliahan di sana. Dia merasakan suasana perkuliahan di sana  dinamis. Pendekatan pembelajarannya pun  menurut dia  berbeda yang membuat setiap hari terasa istimewa.

“Satu hal yang paling menarik menurutku adalah dinamika kelas, tidak bertele-tele tapi tetap ramah. Budaya tepat waktunya juga keren dan santai asalkan tujuan akhir dari modul udah tercapai," paparnya.

Ghozi juga mengaku kagum dengan fleksibilitas kehadiran mahasiswa si kelas. "Para mahasiswa dituntut untuk bertanggung jawab menyelesaikan tugas tanpa harus selalu hadir,” ucap Ghozi.

Selama di UCC, Ghozi memiliki sudut favoritnya di kampus, yakni 'red zone' di Perpustakaan Boole. Suasana tenang dan fokus yang begitu terasa di zona ini membuatnya bisa benar-benar menyelami dunia ilmu pengetahuan tanpa gangguan.


Ghozi dan rekannya di Cork, Irlandia--humas UMM

Menjadi Pusat Perhatian

Selain belajar, Ghozi juga merasakan pengalaman budaya yang berharga di acara Culturise yang mempertemukan mahasiswa internasional.

Seama acara Culturise berlangsung, Ghozi dan rekan-rekan IISMA   memperkenalkan batik di hadapan mahasiswa internasional lainnya. Mereka tidak hanya memamerkan keindahan visual batik, tetapi juga berbagi cerita menarik tentang sejarah dan makna di balik setiap corak.

Tak pelak, aksi penampilan Ghozi memakai batik, berikut paparan sejarah dan makna batik menarik perhatian mahasiswa di sana.

Sebaliknya, Ghozi mengaku  juga kagum dengan sistem transportasi publiknya yang ramah lingkungan. Berbeda dengan di Indonesia, di sini berjalan kaki atau bersepeda adalah pilihan utama bagi banyak orang. Jalanan yang aman dan jalur bus yang memadai membuat Ghozi merasa lebih bebas menjelajahi kota tanpa perlu khawatir dengan kemacetan.

Sesampainya di Indonesia, Ghozi berniat berbagi pengalamannya untuk membantu teman-teman seangkatannya di UMM yang ingin mengikuti jejaknya meraih beasiswa IISMA.

Dia merasa bisa diterima IISMA berkat dukungan dan bantuan mentoring dari teman-teman. "Makanya, aku akan bkin diskusi dan juga tips dan trik untuk bisa berkuliah di luar negeri. Kemudian juga tak lupa untuk memberikan inovasi untuk kebaikannya masyarakat sekitar,” tegasnya. (*)

Kategori :