LOWOKWARU, DISWAYMALANG.ID–Tokoh pers nasional sekaligus mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyoroti arah kebijakan ekonomi pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Dalam kunjungannya ke Kota Malang, Kamis (23/10), Dahlan menegaskan bahwa perubahan ekonomi yang dijanjikan pemerintah harus benar-benar memberikan ruang tumbuh bagi pelaku usaha. Bukan sekadar menyalurkan bantuan yang bersifat sementara.
“Sayang, sejauh ini masih sebatas rencana. Pemerintahan baru membawa semangat perubahan, termasuk di bidang ekonomi. Tapi yang penting adalah pelaksanaannya. Bagaimana menciptakan iklim yang benar-benar lebih baik bagi dunia usaha,” ujarnya.
Menurut Dahlan, arah pembangunan ekonomi seharusnya difokuskan pada penciptaan sistem yang memberi kepastian, kemudahan, dan keberlanjutan. Bukan sekadar bantuan tunai atau hibah jangka pendek.
“Kalau sekadar bantuan, itu bukan solusi jangka panjang. Pengusaha tidak butuh dikasihani, mereka hanya butuh lingkungan yang mendukung untuk bergerak,” tegasnya.
Dahlan mengingatkan, perubahan ekonomi tidak akan bermakna bila hanya berhenti di tataran kebijakan tanpa realisasi nyata di lapangan.
Program Ekonomi Harus Jangkau Akar Rumput
Ia mendorong agar pemerintahan baru mampu menurunkan visi ekonomi menjadi program konkret yang menyentuh pengusaha kecil, UMKM, dan anak muda pelaku usaha baru.
“Program ekonomi harus menjangkau akar rumput. Mereka yang baru merintis usaha butuh kepastian regulasi dan akses modal yang sehat,” katanya.
Ia menilai tantangan terbesar bagi pemerintahan Prabowo-Gibran bukan sekadar menciptakan pertumbuhan ekonomi tinggi. Tetapi memastikan pemerataan manfaat ekonomi ke seluruh lapisan masyarakat.
“Pertumbuhan bisa tinggi, tapi kalau hanya dinikmati segelintir orang, itu bukan keberhasilan sejati,” ujarnya.
Pengusaha Kecil Sering Kalah oleh Birokrasi Rumit
Dahlan juga menyoroti pentingnya menciptakan iklim usaha yang adil dan kompetitif agar pelaku bisnis kecil dapat berkembang tanpa terbentur birokrasi dan aturan yang rumit.
“Kita sering bicara soal bantuan, tapi lupa membenahi sistem. Pengusaha kecil sering kalah sebelum bertanding karena aturan yang tak berpihak,” ujarnya.