KEPANJEN, DISWAYMALANG.ID - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang terus mendorong percepatan pembangunan Jalan Tol Malang–Kepanjen sebagai upaya memperkuat konektivitas wilayah dan mendongkrak ekonomi daerah. Proyek strategis ini kini masuk tahap tindak lanjut pasca-audiensi antara Bupati Malang HM Sanusi dan Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Republik Indonesia (Kemenkoinfra) yang digelar pada Agustus 2025 lalu.
Dari hasil audiensi tersebut, pembahasan telah mengerucut pada rencana pembiayaan dengan estimasi anggaran fisik mencapai sekitar Rp10 triliun. Nilai tersebut diharapkan dapat mengakselerasi pembangunan infrastruktur jalan bebas hambatan yang akan menghubungkan Kota Malang dengan Ibu Kota Kabupaten Malang, Kepanjen.
“Hadirnya Jalan Tol Malang–Kepanjen akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat. Selain memperlancar arus transportasi, proyek ini juga diyakini akan menggerakkan ekonomi dan sektor pariwisata wilayah selatan,” ujar Bupati Malang HM Sanusi, Sabtu (18/10).
Menurut Sanusi, kehadiran tol tersebut merupakan kebutuhan mendesak mengingat meningkatnya mobilitas antarwilayah di Malang Raya. Selain mempercepat waktu tempuh, jalur ini juga akan menjadi penopang utama akses wisata menuju kawasan selatan seperti Sumbermanjing Wetan dan Balekambang.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Malang, Khairul Isnadi Kusuma, menjelaskan bahwa proyek Tol Malang–Kepanjen telah masuk dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Jawa Timur, serta diperkuat melalui Keputusan Menteri (Kepmen) Nomor 367 Tahun 2023.
“Tol Malang–Kepanjen termasuk dalam daftar prioritas utama pembangunan infrastruktur nasional. Secara rencana, pelaksanaan konstruksinya dijadwalkan mulai tahun 2025 hingga 2029,” jelas Khairul.
Namun, ia menegaskan bahwa tahapan pelaksanaan masih menunggu keputusan teknis lebih lanjut dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Untuk itu, Pemkab Malang bersama tim teknis terus melakukan pendekatan dan koordinasi lintas kementerian agar pelaksanaan proyek bisa segera dimulai.
“Audiensi ke Kemenkoinfra merupakan langkah jemput bola dari Pemkab Malang agar proses percepatan pembangunan bisa lebih konkret,” imbuh Khairul yang akrab disapa Oong.
Dalam pertemuan di Kantor Kemenkoinfra tersebut, Bupati Sanusi bersama sejumlah kepala perangkat daerah diterima langsung oleh Agust Jovan Latuconsina, Staf Khusus Bidang Manajemen dan Kerja Sama Antar Lembaga Kemenkoinfra. Audiensi itu juga diwarnai pertemuan singkat dengan Luhut Binsar Pandjaitan selaku Ketua Dewan Ekonomi Nasional.
Selain membahas proyek Tol Malang–Kepanjen, rombongan juga memaparkan usulan pengajuan Inpres Jalan Daerah (IJD) untuk sejumlah ruas jalan strategis di Kabupaten Malang. Upaya ini menjadi bagian dari strategi besar Pemkab Malang dalam meningkatkan konektivitas wilayah hingga ke tingkat desa.
“Kami berharap hasil audiensi ini dapat segera ditindaklanjuti oleh Kementerian PUPR agar pelaksanaan pembangunan tol dan jalan daerah bisa berjalan paralel,” ujar Khairul.
Berdasarkan rencana awal, jalan Tol Malang–Kepanjen akan membentang sepanjang hampir 30 kilometer, dimulai dari titik akhir ruas Tol Pandaan–Malang di Kedungkandang, Kota Malang, hingga Kepanjen, Kabupaten Malang.
Total kebutuhan biaya untuk konstruksi fisik ditaksir mencapai Rp10,04 triliun, belum termasuk pengadaan lahan dan fasilitas penunjang lainnya. Nilai investasi ini diharapkan dapat dibiayai melalui skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) atau melalui dana dukungan pemerintah pusat.
“Anggaran Rp10 triliun itu difokuskan untuk pembangunan fisik tol. Kami optimistis, jika semua pihak bersinergi, proyek ini dapat terealisasi sesuai jadwal,” tegas Khairul.
Dengan terbangunnya Tol Malang–Kepanjen, Pemkab Malang menargetkan peningkatan signifikan terhadap arus logistik dan investasi di kawasan selatan. Proyek ini juga diharapkan menjadi motor penggerak pertumbuhan kawasan industri dan pariwisata baru, sekaligus mengurangi beban lalu lintas di jalur arteri nasional Malang–Blitar.