Bantu Anak Disabilitas, Mahasiswa UMM Kembangkan Stroller Ajaib

Minggu 12-10-2025,13:52 WIB
Reporter : Mohammad Khakim
Editor : Mohammad Khakim

MALANG, DISWAYMALANG.ID – Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembangkan alat menarik bagi anak autis. Yaitu mengubah stroller biasa menjadi jembatan komunikasi bernama Smart Augmented Technology for Children Disability (SAMATA). Alat ini adalah stroller pintar interaktif yang dirancang untuk memudahkan anak-anak autisme dalam berkomunikasi sekaligus meningkatkan kemampuan motorik dan kognitif mereka.

Teknologi yang digunakan meliputi mikrokontroler, sensor interaktif, dan sistem Augmentative and Alternative Communication (AAC) berbasis gambar. Inovasi ini digagas oleh Ulytz Sukma Susila mahasiswa Teknik Industri UMM sebagai ketua tim dan dibimbing oleh Amelia Khoidir ST MSc.

Ulytz, sapaan akrabnya, mengatakan, Integrasi Sistem AAC Berbasis Gambar adalah teknologi bantu komunikasi bagi anak-anak yang kesulitan berbicara. Pada SAMATA, sistem ini diintegrasikan secara langsung ke dalam stroller melalui panel gambar interaktif.

Inovasi ini pada dasarnya adalah modifikasi dari sebuah stroller biasa yang ditransformasi menjadi alat bantu yang cerdas dan interaktif. Mereka memilih pendekatan modifikasi agar biaya produksi lebih terjangkau dan pemanfaatannya lebih mudah diterapkan langsung oleh mitra.

Ultzy menjelaskan cara kerja SAMATA yang sederhana namun powerful. Anak cukup menekan gambar simbol di panel seperti gambar makanan atau minuman. Maka, sensor sentuh akan mengirim sinyal ke mikrokontroler. Secara instan, speaker akan mengeluarkan suara “Saya mau makan” atau “Saya haus”, sementara notifikasi yang sama terkirim ke smartphone pengasuh untuk memastikan respons cepat.

Adapun inovasi ini berangkat didasarkan dari identifikasi masalah di lapangan, ditemukan tiga kendala utama yang terjadi di SLB Autisme River Kids. Yaitu hambatan komunikasi signifikan pada anak, minimnya alat bantu efektif, dan beban emosional yang tinggi bagi pengasuh.

SAMATA hadir sebagai solusi dengan mengubah stroller biasa menjadi alat komunikasi interaktif yang terjangkau. “Oleh karena itu, inovasi kami hadir sebaga jembatan komunikasi untuk anak autisme, mendukung proses belajar, meringankan beban emosional guru,” ungkapnya.

Dalam pembuatan SAMATA, ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh Ulytz dan tim. Mereka harus membuat Desain yang user-friendly, intuitif dan mudah dipahami oleh anak-anak autisme dengan beragam tingkat kemampuan.

Tentu hal ini membutuhkan iterasi dan uji coba langsung. Kemudian, dari segi durabilitas dan keamanan, mereka harus memastikan prototipe stroller yang dibuat tidak hanya canggih secara teknologi, tetapi juga kuat, aman, dan nyaman untuk digunakan anak-anak setiap hari.

Keberhasilan ini tidak membuat tim berpuas diri. Tim SAMATA akan terus mengembangkan fiturnya, seperti mengembangkan bank suara dan simbol untuk mengekspresikan, sistem yang lebih cerdas dan mendesain ulang modul agar lebih modular sehingga mudah untuk dipasang.

Tags :
Kategori :

Terkait