JAKARTA, DISWAYMALANG.COM-- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali menempatkan mantan rektornya di pemerintahan P residen Prabowo Subianto. Ini setelah Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P. dilantik sebagai penasihat khusus presiden bidang urusan haji.
Muhadjir dilantik bersama sejumlah penasihat khusus presiden lain, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (22/10). Antara lain juga dilantik sebagai penasihat presiden, Luhut Pandjaitan dan Wiranto
Dengan jabatan barunya itu, mantan Rektor UMM tiga periode ini (2000-2016), kembali akan berkiprah di pemerintahan. Sebelum inj, profesor kelahiran Madiun ini menjabat Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) periode 2019-2024.
Sebelumnya, Muhadjir juga pernah menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Di luar jabatan di pemerintahan, dia juga salah satu ketua pimpinan pusat Muhammadiyah.
SDM Unggul UMM
Sebelum pelantikan Muhadjir, mantan rektor UMM yang lain Prof. Dr. Fauzan, M.Pd. juga mendapat kepercayaan dari Prabowo untuk masuk kabinet. Yakni, menjadi wakil menteri pendidikan tinggi, sains, dan teknologi (Wamen Diktisaintek).
Prof. Dr. Fauzan, M.Pd.--umm.ac.id
Fauzan yang adalah Rektor UMM periode 2016-2020 dang 2020-2024 itu dilantik sebagai wamen pada Senin (21/10). Dia mendampingi Menteri Diktisaintek Satryo Sumantri Brodjonegoro.
Terpilihnya dua mantan Rektor UMM di pemerintahan Prabowo disikapi positif oleh e R ktor UMM Prof. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si. Dia mengatakan, UMM memang selalu memberi peluang luas bagi semua sivitas akademikanya untuk menumbuhkan bakat-bakat dan kualitas kepemimpinan. Hal itu menurut dia menjadi cara Kampus Putih untuk bisa memberi sumbangsih pada bangsa dan negara melalui kader-kader terbaiknya. “Pemilihan Prof Muhadjir sebagai penasihat khusus presiden dan Prof Fauzan sebagai wamen diktisaintek membuktikan bahwa Kampus Putih UMM memang berhasil melahirkan SDM unggul yang turut berkontribusi di level nasional,” jelas Nazar. Sebelum Muhadjir dan Fauzan, UMM juga telah melahirkan Prof. Abdul Malik Fadjar yang sukses menjalankan amanah di dua periode kabinet. Pertama, menjadi menteri agama kabinet Reformasi Pembangunan. Kemudian yang kedua yakni menjadi menteri pendidikan nasional dalam kabinet Gotong Royong. (*)