Tampil Pakai Batik dan Bawa Makanan Tradisional di Slovenia, Azmi Mengundang Perhatian dan Pertanyaan

Sabtu 02-08-2025,12:54 WIB
Reporter : Elvandha Ayu Fasha Habib Sabil
Editor : Agung Pamujo

LOWOKWARU, DISWAYMALANG.ID--Azmi Aqidatul Hanifa memanfaatkan kesempatan mengikuti konferensi internasional setidaknya untuk tiga  hal. Selain untuk mengeksplor sekaligus menambah skill dan kompetensi di bidang akdemik, menambah jaringan dan pengalaman internasional, satu lagi: untuk mengenalkan budaya Indonesia.

Untuk itu, lulusan Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (FISIP UB) ini benar-benar memanfaatkah waktu sekitar sepuluh hari saat mengikuti Student Conference in Maribor (SCiM) 2025 semaksimal mungkin. Apalagi, Azmi adalah satu-satunya perwakilan Indonesia dalam ajang konferensi internasional tahunan yang tepatnya digelar di Maribor, Slovenia, pada  25 Juni hingga 4 Juli 2025 itu.

Dalam kegiatan yang diinisiasi oleh Student Organization of the University of Maribor ini, ia hadir sebagai peserta mahasiswa dari berbagai negara. Sebanyak 45 peserta tercatat,  berasal dari berbagai negara di Eropa, Amerika Latin, Asia, hingga Afrika. 

Selain kegiatan akademik berupa konferensi dan workshop, SCiM juga menghadirkan kegiatan kultural yang sangat menarik. Yaitu International Dnner Night, dimana semua peserta membawa makanan khas dari negara masing-masing. Selain itu, peserta juga mendapat kelas budaya dan pelatihan bahasa Slovenia.

Pada momen itulah, Azmi memanfaatkan untuk memperkenalkan Budaya Indonesia. Malam itu, ia datang dengan mengenakan batik dan menyajikan  makanan tradisional Indonesia. 

"Saya bangga bisa memperkenalkan budaya Indonesia kepada teman-teman dari negara lain. Banyak peserta yang tertarik dan bertanya tentang Indonesia," cerita Azmi.


Azmi tampil memakai batik dan membawa bendera merah putih saat menghadiri International Dinner Night, salah satu rangkaian kegiatan dari konferensi internasional yang ia ikuti di Slovenia, baru-baru ini--prasetya.ub.ac.id

BACA JUGA:Dampak Pemberlakuan Royalti, Kafe Tanpa Lagu Hits, Suasana Jadi Beda

Bahas Transformasi Digital

Pada sesi akademik, Azmi terlibat dalam diskusi untuk mengembangkan ide-ide baru, dan mempererat relasi antarbudaya melalui rangkaian workshop dan  konferensi. SCIM kali ini mengangkat tema "Digitalization", dimana peserta diajak untuk mengeksplorasi berbagai sisi mengenai transformasi digital saat ini.

Azmi tergabung dengan kelompok workshop yang berkaitan dengan bidang yang ia tekuni, yaitu "Psyborg Meet Your Online Self(s)". Dalam workshop ini, para peserta membedah fenomena kepribadian digital yang berkembang seiring pesatnya teknologi informasi.

"Dalam workshop ini kami mendiskusikan bagaimana kehidupan online kita yang kadang terlihat ideal dan terkurasi, bisa berbeda jauh dari kehidupan sesungguhnya," ungkapnya.

Menurut ia, fenomena ini tak hanya menarik, tapi juga memengaruhi kesehatan mental individu dari persepsi diri, hingga tekanan sosial akibat ekspetasi digital.

Keberagaman ini menghadirkan perspektif yang luas. Diskusi pun menjadi sangat beragam karena masing-masing peserta membawa latar belakang sosial, budaya, dan akademik yang berbeda.

"Kami saling belajar. Saya mendengar langsung bagaimana digitalisasi memengaruhi anak muda di negara lain," tutur Azmi. Dari diskusi-diskusi, ia mendapati, terrnyata ada banyak kemiripan terkait pengaruh digitalisasi terhadap anak muda 

"Tapi juga ada tantangan khusus di setiap wilayah," tambahnya.

Kategori :