Susu asli saat dipanaskan akan membentuk lapisan krim atau lemak di permukaan, apalagi jika itu susu segar. Aromanya juga makin harum.
Susu palsu ketika direbus kadang malah menggumpal, berubah warna, atau tidak meninggalkan krim sama sekali. Bahkan bisa berbau hangus. Ini pertanda bahwa cairan itu bukan susu murni, atau sudah dicampur bahan lain.
5. Tes dengan Alkohol
Campurkan susu dan alkohol 70% dengan perbandingan 2:1. Jika susu asli, maka akan segera menggumpal karena reaksi protein susu dengan alkohol.
Sebaliknya, susu palsu yang minim kandungan protein tidak akan menunjukkan perubahan yang signifikan. Ini menjadi salah satu tes akurat untuk membedakan susu asli dan oplosan, meski tentu tetap perlu penanganan aman.
6. Gunakan Test Kit untuk Deteksi Formalin dan Fetergen
Kini sudah banyak tersedia test kit instan untuk mendeteksi kandungan berbahaya seperti formalin dan detergen dalam susu. Cukup teteskan cairan uji pada sampel susu dan lihat perubahan warnanya sesuai panduan.
Susu palsu sering mengandung detergen agar terlihat berbusa dan putih bersih. Formalin ditambahkan agar tahan lama. Padahal kedua zat itu berbahaya bagi tubuh, terutama anak-anak. Maka penting bagi konsumen untuk mulai terbiasa dengan tes sederhana ini.
7. Guncang Botolnya
Kedengarannya sepele, tapi mengguncang susu dalam kemasan bisa memberikan petunjuk. Susu asli biasanya menghasilkan gelembung kecil yang cepat hilang. Ini karena komposisi lemak dan proteinnya seimbang.
Sebaliknya, susu palsu yang mengandung sabun atau detergen justru berbusa banyak dan lama menghilangnya. Busa tebal dan tahan lama bukan pertanda baik dalam susu. Itu bisa jadi bukti pencampuran bahan asing.
8. Tes dengan Tinta
Coba teteskan setetes susu ke atas kertas yang sudah dibubuhi tinta. Jika tetesan susu murni jatuh, maka tinta akan tetap berada di tempatnya. Tapi jika susu palsu—terutama yang mengandung bahan kimia—bisa membuat tinta menyebar atau berubah warna.
9. Beli dari Sumber Tepercaya
Banyak kasus susu palsu justru berasal dari jalur distribusi tidak resmi, seperti pedagang keliling atau toko online tanpa izin edar. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan jejak distribusi produk. Jika membeli susu dari peternakan langsung, pastikan mereka mengikuti standar kebersihan dan pasteurisasi. Kalau membeli dari supermarket, pastikan susu disimpan di lemari pendingin dan belum melewati tanggal kedaluwarsa.
Lebih baik lagi jika bisa memverifikasi sertifikasi produk.