MALANG, DISWAYMALANG.ID -- Satu lagi kabar besar mengguncang jagat perfilman dan dunia gim sekaligus: Elden Ring, gim aksi RPG fenomenal yang dirilis pada 2022, akan diangkat ke layar lebar dalam bentuk film live-action.
Dengan berbagai nama besar di belakang layar, Elden Ring, akan jadi kolaborasi besar antara dunia sinema dan game yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Ketika Sutradara Eksperimental Bertemu Dunia Gelap Elden Ring
Nama Alex Garland bukan sosok asing dalam dunia sinema, terutama film-film bertema eksistensial, sci-fi, dan kekacauan manusia. Ia memulai debut sebagai sutradara lewat film Ex Machina pada 2014, film yang langsung mendapat pengakuan karena cerdas dan minimalis. Setelah itu, ia menggarap Annihilation, Men, dan baru-baru ini menyutradarai Civil War serta Warfare, film tentang perang Irak bersama Ray Mendoza.
Garland dikenal dengan pendekatannya yang kompleks dan atmosfer kelam. Maka, ketika ia dipasangkan dengan dunia Elden Ring yang penuh kehancuran, kutukan, dan eksplorasi kesendirian, rasanya seperti jodoh sinematik yang tidak bisa ditolak. Ini bukan hanya akan jadi film petualangan biasa, tapi potensi menjadi sebuah refleksi gelap tentang kekuasaan, kehancuran, dan harga yang harus dibayar demi kekuatan.
Elden Ring: Dunia yang Luas, Gelap, dan Sarat Makna
Dirilis pada Februari 2022, Elden Ring langsung mendapat pujian dari berbagai kritikus dan pemain di seluruh dunia. Gim ini menawarkan dunia fantasi kelam yang sangat luas, lengkap dengan istana runtuh, rawa beracun, padang berkabut, hingga penjara bawah tanah yang tak berujung. Tapi daya tarik utama Elden Ring bukan hanya tampilan visualnya, melainkan narasi samar yang disusun seperti puzzle.
Di balik kesunyian karakternya, terdapat lapisan cerita tentang dewa-dewa jatuh, kerajaan terkutuk, dan warisan kekuasaan yang hancur. Lore-nya dirancang oleh Hidetaka Miyazaki dari FromSoftware bersama George R. R. Martin. Maka, penggemar tak hanya bertarung melawan monster raksasa, tapi juga membongkar sejarah gelap dunia itu lewat petunjuk kecil, dialog yang setengah teka-teki, dan detail tersembunyi. Sebuah pendekatan naratif yang sangat cocok dengan gaya Garland.
Penulis Game of Thrones Ikut Turun Gunung
Keterlibatan George R. R. Martin di film ini bukan hanya sebagai nama tempelan. Ia akan menjadi salah satu produser, mendampingi Peter Rice, Andrew Macdonald, dan Allon Reich dari rumah produksi DNA Films. Kehadiran Martin membuka potensi besar bahwa film ini akan tetap setia pada akar naratif dunia Elden Ring yang misterius, gelap, dan penuh tragedi.
Martin sebelumnya bekerja sama dengan Miyazaki dalam merancang mitologi dunia Elden Ring—sebuah tugas yang ia lakukan dengan membangun kisah masa lalu dunia itu, bukan peristiwa utama yang terjadi dalam gim. Ini membuka ruang narasi lebar bagi film untuk mengeksplorasi era-era lampau yang belum pernah diungkap pemain. Dunia Elden Ring begitu kaya dan dalam, sehingga film ini bisa menjadi kisah orisinal yang berdiri sendiri, tanpa harus menjiplak alur permainan.
A24: Studio Gila yang Paling Berani Ambil Risiko
Kalau bicara film unik dan nyeleneh, A24 hampir selalu jadi jawabannya. Studio ini dikenal sebagai rumah bagi film-film arthouse yang secara visual dan tematik tidak biasa. Dari Everything Everywhere All At Once yang surreal, Midsommar yang disturbing, sampai The Whale yang intim, A24 sudah menjadi simbol dari film yang “beda”.
Menariknya, empat dari lima film yang disutradarai Alex Garland sejauh ini dirilis oleh A24. Kolaborasi mereka sudah teruji dan terbukti saling memahami. Maka, ketika A24 memutuskan untuk memfilmkan salah satu gim tergelap sepanjang masa dengan Garland sebagai juru kemudi, itu adalah deklarasi bahwa mereka siap menyelami dunia Elden Ring dari sisi yang lebih filosofis, bukan sekadar petualangan penuh darah dan monster.
Sukses Warfare Jadi Titik Lompatan Garland