DINOYO, DISWAYMALANG.ID--Ikatan Alumni Fakultas Humaniora (IKAFAHUMA) bekerjasama dengan Fakultas Humaniora Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang resmi meluncurkan buku “Neng Syafiyah: Teladan Cinta, Ilmu, dan Ketulusan”. Peluncuran buku ini digelar Jumat (16/5) di ruang teater Fakultas Humaniora, Kampus UIN Maliki.
Peluncuran dalam suasana haru ini juga bertepatan dengan peringatan 40 hari wafatnya Dr. Hj. Syafiyah, MA yang jugam antan Dekan Fakultas Humaniora UIN Maliki. Acara yang turut dirangkai dengan doa bersama ini dihadiri para ulama, tokoh masyarakat, dosen, santri, keluarga, serta kolega almarhumah yang selain dikenal sebagai pendidik, juga memimpin Pondok Pesantren Al Hikmah Al Fathimiyyah Malang ini.
Banyaknya tokoh yang hadir juga menjadi simbol penghormatan kolektif atas dedikasi dan keteladanan seorang tokoh perempuan yang tak hanya dihormati karena keilmuannya. Tetapi juga karena ketulusan dan kepribadiannya yang bersahaja.
BACA JUGA:17 Mei Juga Hari Buku Nasional, Ini 9 Buku Yang Perlu Dibaca Jika Ingin Lebih Tahu Sejarah Indonesia
Teladan dan inspirasi dari tokoh perempuan yang juga aktif dalam dakwah inilah, yang dipaparkan dalam buku “Neng Syafiyah: Teladan Cinta, Ilmu, dan Ketulusan”.
--
Lintasan Akademik, Sosial, dan Spiritual
Terdiri dari 330 halaman, buku ini merangkum perjalanan hidup Dr. Hj. Syafiyah, MA., dalam lintasan akademik, sosial, dan spiritual. Disusun oleh 61 kontributor dari berbagai latar belakang—mulai dari santri, kolega, dosen, hingga tokoh masyarakat—buku ini bukan sekadar biografi. Teapi juga sebuah mosaik kesaksian tentang sosok yang menghidupkan nilai-nilai Islam dengan keteladanan nyata dalam tutur, perilaku, dan pengabdian.
Buku ini merupakan hasil kolaborasi IKAFAHUMA dengan Pondok Pesantren Al Hikmah Al Fathimiyyah Malang, dan menjadi simbol penghargaan atas nilai-nilai cinta, ilmu, dan ketulusan yang beliau wariskan.
Almarhumah dikenal sebagai figur yang memadukan peran sebagai akademisi, putri kiai, istri kiai, sekaligus ibu yang membimbing keluarga dalam tradisi keilmuan dan ketakwaan. Kesederhanaan, kelembutan dalam berinteraksi, serta konsistensinya dalam menanamkan nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin, menjadikan sosoknya panutan bagi para perempuan muslim Indonesia. Dalam banyak testimoni yang termuat dalam buku ini, muncul citra kuat dari seorang ummul madrasah—bahwa ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya, tak hanya dalam aspek intelektual, tapi juga spiritual dan moral.
Secara terpisah, Ketua IKAFAHUMA, Ahmad Faiz Wildan, SS, M.Sos. menyatakan, buku ini adalah bentuk penghargaan atas kiprah almarhumah yang telah mewakafkan hidupnya dalam membimbing generasi muda, memajukan pendidikan, serta memperkuat nilai-nilai Islam moderat di tengah masyarakat. “Buku ini diharapkan menjadi sumber inspirasi yang menghidupkan kembali semangat cinta pada ilmu dan pengabdian, sebagaimana telah dicontohkan oleh almarhumah dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Faiz Wildan.
Tak hanya di lingkungan kampus, kontribusi almarhumah juga menjalar hingga pesantren. Ia dikenal sebagai penggerak perempuan pesantren yang menjunjung tinggi emansipasi dalam bingkai nilai-nilai Islam, serta aktif membina santriwati untuk menjadi pribadi tangguh, berilmu, dan berakhlak. Kepekaannya terhadap pendidikan berbasis kasih sayang dan adab, menjadikan pesantrennya sebagai ruang yang ramah dan mendidik, bukan hanya bagi para santri, tetapi juga bagi masyarakat sekitar.
Kesan Wabup Malang
Wakil Bupati Malang Dra. Hj. Lathifah Shohib yang juga menghadiri peluncuran buku ini menilai buku ini teoat ntuk mengenang jasa serta perjuangan dakwah beliau, terutama dari sisi pendidikan dan keagamaan.
Almarhumah dia nilai memiliki Komitmen terhadap dunia pendidikan yang tercermin dari dedikasinya dalam mendampingi mahasiswa dan santri, baik dalam aspek akademik maupun spiritual.