Sebagai contoh, dalam peluncuran platform e-commerce baru, investor memiliki pengaruh tinggi karena menyangkut pendanaan, sedangkan pengguna akhir mungkin tidak punya kekuasaan langsung, tetapi bisa membentuk opini publik lewat media sosial.
Pengaruh tidak selalu berkorelasi dengan jabatan. Pegawai senior yang dihormati bisa lebih berpengaruh dari manajer formal jika ia dipercaya banyak tim. Oleh sebab itu, analisis pengaruh harus mempertimbangkan konteks budaya dan struktur informal.
5. Mengukur Tingkat Kepentingan Stakeholder
Kepentingan mengacu pada seberapa besar proyek memengaruhi stakeholder tersebut secara langsung. Makin tinggi dampaknya bagi seseorang, makin besar perhatian yang perlu diberikan kepadanya dalam strategi komunikasi.
Misalnya, staf administrasi mungkin tidak berwenang mengambil keputusan, tapi jika sistem kerja mereka berubah akibat digitalisasi, maka kepentingan mereka tinggi. Mereka perlu dilibatkan dalam proses adaptasi agar tidak terjadi resistensi.
6. Pembuatan Matriks Stakeholder
Hasil analisis pengaruh dan kepentingan kemudian diplot ke dalam matriks 2x2.
Terdapat empat kuadran: pengaruh tinggi-kepentingan tinggi, pengaruh tinggi-kepentingan rendah, pengaruh rendah-kepentingan tinggi, dan pengaruh rendah-kepentingan rendah.
Stakeholder di kuadran pertama (pengaruh tinggi-kepentingan tinggi) adalah prioritas utama. Mereka harus dilibatkan dalam keputusan strategis. Stakeholder di kuadran terakhir cukup diberi informasi berkala.
Penelitian Journal of Organizational Change Management (2020) menunjukkan bahwa penggunaan matriks stakeholder secara konsisten membantu tim proyek menghindari overload komunikasi dan meningkatkan efisiensi rapat lintas departemen sebesar 33%.
7. Strategi Komunikasi Sesuai Klasifikasi
Setelah stakeholder diklasifikasikan dalam matriks, pendekatan komunikasi bisa disesuaikan. Mereka yang berada di kuadran atas memerlukan komunikasi dua arah secara intensif. Sementara mereka yang di kuadran bawah bisa cukup diinformasikan secara rutin.
Sebagai contoh, tim legal yang berpengaruh dan berkepentingan tinggi perlu dilibatkan dalam diskusi regulasi sejak awal, sementara tim keamanan yang berpengaruh rendah bisa diberi update melalui memo mingguan.
8. Stakeholder Mapping dalam Negosiasi
Mapping sangat membantu dalam proses negosiasi, karena memberikan gambaran siapa yang harus diyakinkan lebih dulu. Negosiasi tidak selalu harus dilakukan dengan semua pihak secara bersamaan, melainkan diprioritaskan berdasarkan pengaruh dan kepentingan.
Contoh, dalam perjanjian kemitraan dengan startup, negosiasi awal bisa difokuskan pada CTO yang menguasai aspek teknis dan memiliki pengaruh strategis, sebelum dilanjutkan ke CEO untuk pengambilan keputusan akhir.