5. Ventilasi dan Pencahayaan: Bukan Hanya Soal Nyaman, tapi Aman
Ventilasi buruk menciptakan ruang lembab dan gelap yang disukai nyamuk. Sinar matahari langsung ternyata dapat mengurangi tingkat keberadaan nyamuk. Studi dari Acta Tropica (2020) menemukan bahwa kamar dengan ventilasi terbuka dan pencahayaan cukup memiliki 52% lebih rendah risiko ditemukan nyamuk dibanding kamar tertutup dan lembab..
6. Lotion Anti Nyamuk dan Diffuser Alami
Penggunaan lotion antinyamuk berbasis DEET atau citronella bisa jadi pilihan untuk mahasiswa.
Alternatifnya, mahasiswa juga bisa memakai diffuser berbasis minyak atsiri seperti serai, kayu putih, atau lavender.!
7. Edukasi Peer-to-Peer: Gerakan Mahasiswa Melawan Malaria
Penyuluhan antar teman sesama kos atau komunitas kampus terbukti lebih efektif dibanding ceramah formal. Menurut studi dari BMC Public Health (2019), pendekatan peer-to-peer dalam edukasi malaria meningkatkan kepatuhan penggunaan kelambu dan praktik bersih lingkungan hingga 30% lebih tinggi dibanding kampanye satu arah.
Dalam konteks mahasiswa, membuat diskusi ringan, poster edukatif di grup kos, atau bahkan konten TikTok bisa jadi medium kampanye yang ampuh!
8. Peran Kampus: Fasilitator Pencegahan Malaria
Kampus bisa menyediakan kelambu gratis, layanan penyemprotan ruangan, serta pelatihan rutin bagi penghuni asrama atau rumah kos. Kolaborasi antara BEM, UKM kesehatan, dan pihak kampus bisa menjadikan Hari Malaria Sedunia sebagai momen edukatif dan preventif tahunan!
9. Gaya Hidup Sehat: Daya Tahan Tubuh adalah Kunci
Terakhir, gaya hidup sehat sangat berperan dalam daya tahan tubuh terhadap infeksi malaria. Mahasiswa sering makan sembarangan, tidur larut, dan stres akibat tugas menumpuk. Studi Frontiers in Immunology (2021) menegaskan bahwa sistem imun yang prima dapat membantu tubuh melawan parasit Plasmodium lebih efektif.
Dengan asupan bergizi, tidur cukup, dan manajemen stres yang baik, mahasiswa tidak hanya lebih tahan terhadap malaria, tapi juga penyakit infeksi lain!
Cegah Malaria, Mulai dari Diri Sendiri!
Hari Malaria Sedunia 2025 seharusnya menjadi pengingat bahwa pencegahan bisa dimulai dari tempat sekecil kamar kos. Mahasiswa bukan hanya generasi penerus bangsa, tapi juga ujung tombak perubahan perilaku di tengah masyarakat.