7 April, World Health Day: Healthy Beginnings, Hopeful Futures, Soroti Kesehatan Ibu dan Anak Pasca Lahiran

Senin 07-04-2025,06:23 WIB
Reporter : Immanuela Regina
Editor : Yulfarida Arini
7 April, World Health Day: Healthy Beginnings, Hopeful Futures, Soroti Kesehatan Ibu dan Anak Pasca Lahiran

MALANG, DISWAYMALANG.ID -- Setiap 7 April, dunia memperingati Hari Kesehatan Dunia. Tahun ini, tema yang diangkat begitu menyentuh: Healthy beginnings, hopeful futures.

WHO mengangkat tema ini agar kita semua memberi perhatian serius pada kesehatan ibu dan bayi baru lahir—khususnya dalam mencegah kematian yang sebetulnya bisa dihindari.

Bayi lahir tanpa manual. Tapi bukan berarti kita harus buta soal sinyal yang tubuh mereka kirimkan. WHO mencatat, lebih dari 2,4 juta bayi meninggal dalam 28 hari pertama kehidupannya setiap tahun—banyak karena keterlambatan penanganan.

Karena itu, penting untuk mengetahui tanda-tanda awal apakah bayi tergolong sehat atau justru perlu segera ditangani medis.

Yuk, simak 9 cara mendeteksi dini kesehatan bayi baru lahir agar aman!

 

1. Perhatikan Warna Kulit Bayi

Kulit bayi baru lahir yang berwarna kuning, terutama di bagian wajah dan mata, bisa menandakan jaundice atau ikterus. Ini adalah kondisi akibat tingginya kadar bilirubin dalam darah. Umumnya memang wajar terjadi dalam 2-3 hari pertama, tapi bila terlalu tinggi atau berlangsung lama bisa menyebabkan kerusakan otak. Deteksi dini bisa dilakukan dengan melihat perubahan warna secara rutin, terutama di bawah cahaya alami.

Dalam Nelson Textbook of Pediatrics, dijelaskan bahwa hiperbilirubinemia neonatal dapat berkembang menjadi kernikterus jika tidak ditangani dengan tepat. Kondisi ini terjadi ketika bilirubin melewati sawar darah otak, menyebabkan gangguan neurologis permanen. Oleh karena itu, pemantauan warna kulit bayi secara berkala sangat penting, terutama di minggu pertama kehidupan.

 

2. Pantau Penurunan Berat Badan

Normalnya, bayi akan kehilangan 5–8 persen berat badannya di beberapa hari awal. Tapi, bila turun lebih dari 10 persen, bisa menjadi tanda bahwa bayi mengalami dehidrasi atau kesulitan menyusu. Berat badan yang tidak kunjung naik dalam minggu pertama juga bisa mengindikasikan gangguan metabolik atau infeksi. Maka penting bagi orang tua untuk menimbang bayi secara rutin.

Menurut jurnal Journal of Perinatology, penurunan berat badan lebih dari 10 persen pada 72 jam pertama kehidupan berhubungan dengan risiko hiperbilirubinemia, hipoglikemia, dan perlunya perawatan ulang di rumah sakit. Oleh karena itu, tenaga kesehatan harus memastikan bayi mendapatkan cukup ASI dan melakukan edukasi kepada ibu untuk mengenali tanda-tanda kurangnya asupan.

 

3. Cek Frekuensi dan Warna Urine

Urine bayi baru lahir yang sehat berwarna jernih atau kuning pucat, dan biasanya buang air kecil 6–8 kali sehari setelah hari keempat. Bila jumlahnya kurang atau warnanya terlalu pekat, itu bisa jadi tanda dehidrasi atau gangguan ginjal. Ini penting diperhatikan, terutama bila bayi terlihat lesu atau tidak aktif menyusu.

Mengutip Pediatric Nephrology (Spector & Dwyer, 2014), jumlah dan warna urine pada neonatus merupakan indikator awal status hidrasi dan fungsi ginjal neonatus. Bayi yang mengalami oliguria (urin sedikit) atau anuria (tidak kencing) dalam 24–48 jam pertama harus segera diperiksa karena bisa jadi memiliki kelainan kongenital pada saluran kemih atau perfusi ginjal yang buruk.

 

4. Amati Pola Menyusu

Kategori :