Harvard Center on the Developing Child (2020) menyebutkan bahwa komunikasi dua arah antara orang tua dan anak bisa mengurangi kecemasan serta memperkuat ikatan emosional. Bahkan obrolan ringan seperti “Kita udah sampai di kota X nih” bisa membantu anak merasa lebih terhubung dengan perjalanan.
Bukan Cuma Perjalanan, Tapi Proses Bersama!
Membawa balita dalam perjalanan arus balik yang jauh memang butuh ekstra tenaga, ekstra sabar, dan ekstra logistik. Tapi hasilnya sepadan. Anak belajar mengenal dunia luar, orang tua belajar lebih memahami bahasa tubuh kecil mereka.
Jadi, saat mobil mulai melaju dan langit siang terasa terik, jangan lupa satu hal: balita kita bukan gangguan dalam perjalanan.
Mereka justru pengingat bahwa pulang bukan sekadar sampai, tapi tentang siapa yang kita ajak bersama sampai ke tujuan.